Selasa, 02 Juli 2013

marry ..... who reads

Leave a Comment

"marry a woman who reads"

yah, kalau kau pernah dengar atau baca, memang ada salah satu qoute seperti itu, "nikahilah perempuan yang membaca".  Jelas, karena perempuan itu akan menjadi ibu yang berarti juga sekolah pertama bagi anak-anaknya. Jauh sebelum itupun saat dia hamil dia harus cerdas karena di tangannya lah kehidupan-kehidupan lain akan terbentuk. Jauh sebelum itupun dia harus menjadi istri yang cerdas dan bisa dipercaya oleh suami. Dan, jauh sebelum itu pun (dalam fase seperti saya ini), dia harus cerdas dan bijak menyeleksi calon suami.

Aduhlah... kalau menikah hanya masalah 2 atau 3 tahun saja, mungkin saya akan memutuskan melakukannya dengan siapa saja yang mengajak saya menikah untuk pertama kalinya. Untungnya Allah memberikan saya sedikit kesadaran bahwa menikah adalah ibadah, saat memutuskan menikah, harus ada keyakinan akan membangun peradaban baru yang lebih baik dan mendekatkan surga tentu saja.

Ok, beberapa bulan yang lalu saya standar saja memberikan kriteria untuk calon suami: cukup lelaki yang beragama dan mengamalkan Islam, jujur, serta mau bertanggungjawab atas saya di dunia dan akhirat. Simple kan? 

kemudian belakangan ini saya menambahkan 1 (saja) prasyarat lagi, yaitu: membaca. Mungkin saya terinspirasi dengan qoute diatas, sehingga akhirnya terbit: "marry a man who reads". Yah, baca apa saja sih, HAMKA, Quraisy Shihab, atau J. K. Rowling sekalipun. Tidak baca Paulo Coelho tidak apa-apa, asal masih baca Salim A. Fillah. Tidak baca Shakespeare tidak apa-apa, asal masih baca Tere Liye. Tidak baca koran tidak apa-apa, asalkan yang  paling penting dan utama, menjadikan Quran sebagai bacaan wajib setiap hari!

Kalo perempuan sebagai sekolah saja harus cerdas dan berwawasan luas,  gimana dengan kepala sekolahnya coba?




0 komentar:

Posting Komentar