Boleh?
Aku tak tahu harus mulai dari mana.
Semua terlihat begitu berbeda jika aku melihat dengan kacamatamu.
Selama ini aku cukup puas melihat dari jauh, cukup senang disapa pagi, cukup aman hanya dengan melihat punggung.
Ketika kau berjalan, aku mengikuti.
Kau berhenti, aku terdiam.
Tapi begitu kau berbalik, aku linglung.
Bilang bahwa ini boleh, meski hati bilang tidak.
Tidak seperti ini seharusnya.
Aku tak tahu harus mulai dari mana.
Semua terlihat begitu berbeda jika aku melihat dengan kacamatamu.
Selama ini aku cukup puas melihat dari jauh, cukup senang disapa pagi, cukup aman hanya dengan melihat punggung.
Ketika kau berjalan, aku mengikuti.
Kau berhenti, aku terdiam.
Tapi begitu kau berbalik, aku linglung.
Bilang bahwa ini boleh, meski hati bilang tidak.
Tidak seperti ini seharusnya.
Di jalan ini aku mengenalmu, cukup.
Seharusnya memang tidak ada.
Tapi kau bilang ini boleh, aku turut bilang boleh.
Suram.
Jika kau tanya mengapa, akan ku jawab mengapa.
Ini berbeda.
Dilihat dari mana pun.
Ada rasa yang menyusup, tapi aku tahu ini belum saatnya.
Ada hal-hal yang harus kita bicarakan kembali.
Bolehkah?
Aku ingin hanya satu.
Sempurna sampai di akhir.
Karena itu aku ingin memulainya dengan yang baik.
Kau. Tapi tidak sekarang.
Selesaikanlah apa yang telah kau mulai tanpa aku. Jika sudah, kau tahu harus kemana mencari.
Seharusnya memang tidak ada.
Tapi kau bilang ini boleh, aku turut bilang boleh.
Suram.
Jika kau tanya mengapa, akan ku jawab mengapa.
Ini berbeda.
Dilihat dari mana pun.
Ada rasa yang menyusup, tapi aku tahu ini belum saatnya.
Ada hal-hal yang harus kita bicarakan kembali.
Bolehkah?
Aku ingin hanya satu.
Sempurna sampai di akhir.
Karena itu aku ingin memulainya dengan yang baik.
Kau. Tapi tidak sekarang.
Selesaikanlah apa yang telah kau mulai tanpa aku. Jika sudah, kau tahu harus kemana mencari.
0 komentar:
Posting Komentar