Kawans, pernah nonton Facing the Giants,
film tentang American FootBall itu? Belum? Ah ya, sama... saya juga belum kok. Tapi saya
sudah berkali-kali nonton salah satu scene-nya berdurasi 7 menit yang selalu
saya putarkan setiap mengisi pelatihan
motivasi untuk pelajar. Dimulai saat pelatih memberitahukan team-nya bahwa
mereka akan menghadapi team besar yang selalu ditakuti. Team merasa pesimis,
yakin akan kalah. Akhirnya pelatih meminta salah satu pemain yang paling berpengaruh,
Brock, untuk melakukan rangkak maut
(merangkak dengan membopong seseorang di punggungnya). Brock yakin dia bisa merangkak
sejauh 30 yard seperti biasa, tetapi pelatih kemudian menutupi matanya dengan
saputangan saat merangkak. Brock mulai kelelahan setelah beberapa langkah, dia
tidak tahu sudah berapa jauh rangkaknya. Dia mulai merengek untuk beristirahat,
tetapi sang pelatih terus berteriak menyemangatinya, memintanya terus
merangkak, meyakinkan bahwa dia bisa. Akhirnya setelah dia benar-benar
kelelahan, kehabisan tenaga, dan ambruk, pelatih membuka penutup matanya dan
mengatakan bahwa Brock telah merangkak melintasi sepanjang lapangan. Dan ini
kemudian membuat team yakin dan optimis bahwa mereka sebenarnya kuat, sangat
kuat.
Nah, yang kemudian bisa saya disimpulkan
disini adalah, kebanyakan kita belum mengetahui sampai dimana batas kekuatan
kita. Belum tahu, sampai kemudian kita berada pada kondisi yang memaksa kita
untuk melakukan lebih.
ok, saya mau cerita lagi. Sebelum baca bolehlah puter dulu lagu Queen yang Bicycle, biar lebih menghayati.
Lagi-lagi hal ini saya
alami Minggu kemarin (3/3). Saat itu saya dan beberapa teman mengikuti funbike
yang diadakan oleh salah satu perusahaan semen nasional. Start dimulai dari
lapangan Rampal, otomatis saya harus berangkat dulu dari kostan menuju lapangan
Rampal, sejauh 6km lah. Waw, gowes sampai di lapangan saya sudah sedikit berkeringat dan
terengah-engah. Tapi karena tidak mungkin untuk pulang lagi, akhirnya saya putuskan
untuk tetap ikut, meski seingat saya terakhir kali saya bersepeda sebelum ini
saat masih SMP
Singkatnya, akhirnya saya
bersepeda dari Rampal – Kambingan – Tumpang, itu pun sudah dengan kondisi sengat penat karena capek dan kepanasan. Kalo dari catatan endomondo mas Putra sekitar 23km lah... pulangnya? jangan ditanya, sepeda saya akhirnya ditarik oleh mas Dede, hahahaa :D
ya itulah... saya sendiri sebenarnya sangat tidak percaya saya bisa bersepeda sejauh itu mengingat riwayat bersepeda saya yang ga ada apa-apanya. Tapi disini saya sekali lagi diingatkan bahwa ada kekuatan yang tidak kita keluarkan sampai kita dalam keadaan terdesak, seperti saat perjalanan saya ke Bromo (klik disini). Allah lebih tau sampai mana batas kekuatan kita.
Setelah ngerasain capeknya bersepeda, akhirnya saya bersyukuuuuur banget telah dijodohkan oleh nasib dengan Buraq, yang selalu setia nganterin kemana-mana. Tinggal tarik gas. Ga pernah ngeluh. Akhirnya hari ini saya membawa Buraq buat di cuci dan di service, hahaa...
Ok, serius, tapi saya juga kemudian merasa kalo pekerjaan menarik becak itu ga manusiawi. Berat sekali pasti. Bikin semakin ga tega buat naik becak lagi. Saya juga sedang berusaha untuk menghormati pesepeda lainnya di jalan, karena kita adalah sama-sama pengguna jalan, namun sering mereka dipinggirkan oleh kendaraan lain yang lebih besar.
Btw, sempat merekam beberapa gambar selama perjalanan, enjoy!
sebelum pembukaan acara, masih pada seger
mas Putra dan mas Dede, my journey partners. Tengkyu guys!
sepedahku, eh, sepedah pinjamanku
abis nanjak, ga kuat gowes, akhirnya nuntun
0 komentar:
Posting Komentar