Senin, 19 Oktober 2015

My Next Step

Leave a Comment

Haiiiii... long time to see.... and long time no post :(

ehehehe... jadi, berita besarnya adalah aku telah bergabung dalam keluarga besar SIAware mulai Oktober ini, melalui rangkaian training SIAware24 yang aku ikutin sejak 1 s/d 4 Oktober di Lembang kemarin.
Rasanya? unbelievable... and unwrittenable (hehe)! Aku dapat banyak bangeeeeet pelajaran berharga yang mungkin bakal aku kenang seumur hidup.

Aku jadi mengenal diriku lebih dalam, tau apa yang aku mau dan memahami apa yang aku rasakan. Dan, seperti perjalanan dari gelap ke terang, SIAware membuat aku yakin untuk lebih percaya dan jujur pada diri sendiri, sesuatu yang sulit banget aku bangun dulu-dulu.
Pertanyaan aku kini berganti dari "Apa yang aku pikirkan?" menjadi "Apa yang aku rasakan?"

Bonusnya? 59 teman-teman jujur, baik hati, antusias serta puluhan fasilitator dan senior yang keren.

Testi terakhir tentang SIAware yang selalu aku bilang ke orang-orang pasca SIAware: "ikut SIAware adalah investasi paling menguntungkan yang pernah aku lakukan."

terima kasih, SIAware :)





Read More...

Senin, 15 Juni 2015

Ketika Kemanusiaan Diuji

Leave a Comment
Beberapa hari ini kita dan hampir semua media ramai membicarakan Angeline, si cilik manis yang terakhir ditemukan tewas dibunuh dengan kondisi mengenaskan di halaman belakang rumah orangtua angkatnya. Sebelumnya Angeline dilaporkan hilang oleh ibu angkatnya sendiri. Baru saja di salah satu grup whatsapp, seorang teman bercanda, "Mungkin besok-besok kalau ada laporan anak hilang, bakal ada yang nanggepin, 'udah dicari di halaman rumah orangtuanya?'". 

Ga masuk akal memang, tapi kita sudah disodori sebuah fakta seperti itu.

Dan ini ngingetin saya soal gimana kita menyikapi beberapa kejadian, dulu dan sekarang. Dulu, ga sampai hitungan 10 tahun yang lalu, muncul fenomena ibu-ibu yang meminta-minta sambil menggendong anaknya yg masih bayi atau balita. Banyak dari kita yang jatuh iba, hingga sering memberikan uang jika bertemu ibu-ibu ini. Lambat laun, semakin banyak muncul ibu-ibu lain yang juga membawa anak saat sedang 'bekerja'. Dan belakangan kita tau, bahwa ternyata ada sindikat dibalik para ibu-ibu ini, bahkan bayi yg dibawa pun bukan anaknya sendiri melainkan dari persewaan (bahkan dari milis yg saya terima ada yg menerangkan bahwa bayi tersebut dicekoki minuman keras atau obat-obatan agar tetap tidur dan tidak rewel seharian). Setelah tau kejadian tersebut, teman-teman saya mengiyakan bahwa mereka tidak lagi memberi uang pada ibu-ibu itu.

Kejadian sebelumnya, yang lebih lawas, dulu ada bapak-bapak atau ibu-ibu yang mendatangi kita, mengaku tidak punya ongkos untuk perjalanan pulang. Lalu meminta diberikan ongkos seikhlasnya. Namun belakangan juga kita tau bahwa itu salah satu modus penipuan.

Sekarang setelah tau, kalo didatangi orang-orang seperti itu, meh.. mungkin ada yg langsung ditinggalin kali ya.

Pertanyaannya: apakah kita telah kehilangan rasa kemanusiaan kita? 

Tergantung juga sih.. hanya saja ada oknum-oknum yang menguji kadar simpati kita hingga akhirnya simpati itu hilang blas karena dirasa tidak sesuai tempatnya.
Manusia adalah makhluk cerdas. Kita bisa belajar dan menarik kesimpulan. Kalo seseorang pernah ditipu ato dirugikan, otomatis dia akan belajar untuk menghindari situasi yang sama di masa depan. 

Hati-hati dengan manusia.


Read More...

Senin, 08 Juni 2015

What Can We Do Together Now?

Leave a Comment


Rumah, 7 Juni 2015

Makin kesini, hidup bukan lagi sebagai mahasiswa, hidup kerasa makin realistis dan keras ya. Nah, jadi ceritanya sekarang saya mau nulis apa yang bisa sedikit saya simpulkan hidup di usia rawan-galau-karena-belum-nikah ini #lah ujung-ujungnya.

Berdasarkan hasil pengamatan #uhuk, kunjungan, dan diskusi saya ke rumah beberapa kawan yang sudah beberapa tahun menikah saya mendapatkan beberapa hal penting yang patut untuk dipikirkan, dilaksanakan dan diselesaikan saat memutuskan untuk menikah muda. 

Yang pertama, kesiapan financial. Dulu, tapi ga dulu-dulu banget saat saya masih jadi mahasiswa, saya pikir masalah financial ini cukup dipusingkan oleh pihak lelaki sajalah, karena mereka adalah pihak yang seharusnya menafkahi. Iya sih, but look around you, banyak banget lho, pasangan muda yang tiap hari bertengkar karena masalah duit, ujung-ujungnya banyak juga yang cerai. Mungkin kamu belum tau karena mereka bukan selebritis dan ribut-ributnya ga muncul di teve. Jadi saya pikir yah, perempuan boleh kok bekerja. Kebutuhan perempuan kan selalu lebih banyak daripada laki-laki, apalagi kalo dengan penghasilannya sendiri dia bisa membantu suami menambah kas keluarga. Bagian sulitnyanya adalah, mencari pekerjaan yang bisa tetap menomorsatukan keluarga. Yah, mungkin bisa usaha sendiri, atau kerjanya dari rumah. Nah.. saya juga masih bingung soal ini. Tapi, gimana kalo suaminya ga ngijinin istrinya bekerja? suami kan pemimpin keluarga, harus diikuti. 

Yang kedua, kesiapan mental. Manusia pada usia muda, yang sebelumnya terbiasa tinggal nyaman dan bahagia dengan orangtua begitu masuk ke peran rumah tangga yang banyak banget tanggungjawabnya suka kaget sih. Dampaknya, bisa banget liat cara ngasuh anaknya. Suka kasian kalo ada anak-anak usia batita atau balita yang ibunya ngasih makanan yang banyak banget garam bahkan penyedap rasanya, atau orangtua yang dikit-dikit ngebentak anaknya, ngatain –maap- bodoh dll, atau orangtua yang ga ngajarin sopan santun, kejujuran, buang sampah dengan benar, dsb.

Setelah dibaca ulang 2 paragraf di atas, kaya’nya saya sok banget ya nulis gitu.. padahal sendirinya masih single. Pokonya banyak lah yang harus disiapkan kalo mau nikah.. misalkan masih susah bangun pagi, masih suka nunda shalat, belum bisa bedain lada dengan ketumbar, ga bisa nahan diri kalo liat barang bagus di mall.. Apalagi kalo masih suka ngambek, dikit-dikit perlu me time. Hal-hal kaya’ gini kan harus dibereskan dulu dengan diri kita sendiri. 

Saya pribadi pengen banget ketika si Mr. Right datang nanti, siapapun itu, saya sudah menyelesaikan semua targetan-targetan dan masalah saya pribadi, jadi saya ga akan melemparkan kebingungan saya kepada dia dan begitu juga sebaliknya. Walaupun targetan ato goal hidup itu akan selalu diupdate dan direvisi setiap waktunya. Misalkan, goal saya 3 tahun yang lalu: bisa masak sayur bening, laporan praktikum saya sudah beres saat weekend. Goal saya tahun lalu,: bisa bake roti yang ga bantet, segera wisuda, lebih baik dalam managemen waktu. Lalu goal saya sekarang: punya penghasilan sendiri, bisa hapal juz sekian, kooperatif dan helpfull, dst. Saya ingin kami bertemu dalam pribadi yang kuat dan focus, sebagai mitra tim yang baru, jadi kami bisa saling mengatakan, “I’m done with my self… what can we do together now?”

Pelajaran moralnya: Ga usah terlalu ngomporin nikah muda. Titik kritisnya bukan pada usia berapa saya akan menikah, tapi apa saja yang sudah saya siapkan untuk menikah. Apalagi kalo terpaksa menikah gara-gara kasus hamil pra nikah. Ga usah macem-macem makanya!


Read More...

Rabu, 15 April 2015

Ini Hanya Fiksi (16)

2 comments
Isn't Someone

Hampir setiap orang mempunyai lagu di playlistnya yang tidak pernah dimainkan bahkan selalu diskip saat random terputar, tapi tidak akan dihapus. Mungkin seperti lagu I Finally Found Someone-nya Bryan Adams feat. Barbara Streisand bagi Risti. Baginya, lagu ini tidak bisa diputar begitu saja pada sembarang waktu.. harus pada saat moment yang tepat, dan sesuai makna lagu tersebut, saat dia akhirnya menemukan seseorang.

Seseorang itu bagi Risti sekarang bisa berarti Dani, rekan kantornya yang baru dikenalnya lebih mendalam 6bulan belakangan ini. Enam bulan ini Risti dan Dani mendapatkan tugas untuk menjadi koordinator performance departemen mereka saat annual conference kantor. Otomatis banyak sekali waktu Risti yang terlewatkan bersama Dani untuk mendiskusikan tema, konsep, lagu, campaign, properti dan persiapan apa saja yang dibutuhkan. Saat itulah Risti makin mengenal Dani dan saling mengetahui bahwa beberapa selera mereka sama.

"Lebih suka lagu tahun 90an dan 2000 awal.. lagu-lagu sekarang mah berisik aja."
Mereka tertawa.

"Suka banget sama film scifi dan action, ga suka sama film horror."
Mereka high five.

"Weekend mending ke pantai daripada ke mall."
Mereka tos cangkir kopi.                                                 

Dan lain-lain. Semua itu sudah cukup membuat Risti merasa click dengan Dani dan berpikir bahwa Dani is the one.                                                   

Konsep Risti dan Dani akhirnya berbuah juara 2 dari seluruh departemen di kantor mereka. Sangat membanggakan. Orang-orang departemen sampai mengelu-elukan Risti dan Dani yang telah berhasil membawa kembali departemen mereka masuk 3 besar setelah 10 tahun. Terbayar sudah berpuluh-puluh cangkir kopi yang menemani mereka lembur demi menyiapkan konsep pertunjukan tersebut. Manajer departemen mereka bahkan memberikan hadiah istimewa untuk Risti dan Dani, bebas lembur selama 1 bulan.

Malam ini Risti langsung pulang dari kantor. Dia cukup lelah dengan perayaan kemenangan kecil-kecilan yang diadakan di kantor tadi. Begitu tiba di kostan, dia langsung menyalakan teve dan mengecek pesan di hapenya. Ada 37 pesan WhatsApp, 2nya dari Dani.

“Ris, dimana?”
“Ris, udah pulang ya? (emoticon sedih)”

“Iya Dan. Udah di kostan aku mah.. sori. Kenapa Dan? (emoticon smile)” Balas Risty

“Ooh.. sebenarnya saya ga enak lho nerima hadiah yang sama dengan kamu dari Pak Bos. Kan banyakan ide dan usaha kamu di acara kemarin.” Dani

Never mind lah, Dan… namanya juga kerja tim. Kamu juga banyak banget ngebantu kan.” Risti senyum-senyum.

“Oiya Ris.. keburu saya lupa nih. Saya mau minta sesuatu dari kamu. Boleh?”


“Apa, Dan?” Risti berdebar. Apa ini? Dani mau ngomong apa?

Satu menit, dua menit, tiga menit....
Lama tak ada balasan. Risti makin penasaran.
Ting. Akhirnya…

“Insha Allah 2 bulan lagi saya nikah. Saya mau minta tolong kamu kalo bersedia, nyumbangin ide buat acaranya. Konsep dan lain-lain udah diurus WO sih.. tapi saya pengen kamu masukin ide juga, soalnya saya liat ide kamu bagus-bagus banget buat acara kantor tadi. Gimana?”


Risti gemetar. Ponselnya gemetar bergetar juga lagi.

“Risti, bisa?”

Risti menelusuri playlist lagunya, menemukan lagu I Finally Found Someone dan menghapusnya.
Read More...

Kamis, 26 Maret 2015

1011 Karakter

1 comment


"Cinta tak harus memiliki"?

I dunno why, tapi menurut saya sekarang, itu klise banget.
No, bukannya saya habis patah hati atau gagal cinta. Menurut saya itu cuma pembelaan diri atas usaha dan perjuangan yang tak maksimal atau yang paling perih, pada akhirnya hasil yang tak sesuai dengan ekspektasi awal. Liat deh di realita sekitar.. banyak lho orang yang gagal cinta trus gagal move on pula dan akhirnya ga (mau) melihat lagi ada apa di sekelilingnya.. sibuk merutuki malangnya diri dan akhirnya menutup peluang untuk mendapatkan yang paling tepat. Get a life, dude!

Kalo sudah tau bukan milik kita, kenapa masih (memaksakan) mencintai? Lepas dan ikhlaskan saja. Toh, cinta bukan sesuatu yang bisa diperjuangkan hanya salah satu pihak. Cinta butuh perjuangan dua pihak. Kalo cuma kamu yang berjuang sedangkan dia tidak, ya simply artinya dia tidak cinta. As simple as that. 

Kenapa tidak berusaha mencintai yang sudah kita miliki? Hidup di dunia juga ga melulu soal cinta kan, there so much more important things.

Read More...

Senin, 09 Maret 2015

MISSED but NOT MISSING

Leave a Comment
TIGA bulan di rumah. ga nyangka ya, ternyata Malang banyak banget ngubah kebiasaan dan lifestyle #eciyeh hidup aku. dan 3 bulan belakangan ini jadi sedikit awkward karenanya. Kalo diinget-inget emang kan Malang masuk dalam 10 liveable kota yang indeks kebahagiaannya paling tinggi seIndonesia raya.
Nah, jadi sekarang aku iseng mo bikin list apa-apa aja sih yang bikin aku rindu sama Malang... hahaa #gagalmoveondetected. Ok, here we go:


FunZone:
Iya sih di Malang emang ga banyak, banyakan di Batu.. tapi Malang dan Batu kan deket banget yah, dianggap ajalah satu gitu ya #maksa hahaa :D
Aku suka karena taman-taman hiburannya ada di Batu, kalo di Malang pasti makin macet banget. Kaya' Bandung sama Lembang gitu lah..
Selama di Malang udah pernah ke Selecta berkali-kali, Batu Night Spectacular berkali-kali, Eco Green Park berkali-kali, Jatim Park 1kali, Museum Angkut 1kali. Kenapa perginya berkali-kali? Yang pergi pertama karena pengen tau isinya, yang selanjutnya biasanya pergi dengan temen yang beda atau ngeguidein temen yang pas datang dari kota lain. Belum pernah sih ke Jatim Park 2 sama Batu Secret Zoo... ada apa lagi ya? Kapan-kapan lah ya..

Kalo yang pas di Malangnya sih tiap Ahad pagi suka ke CFD sekalian PasMing kalo ga pas ada jadwal ngementor di YASA ato diklat gitu. Tetep yah, abis capek senam ato jalan kaki ke kostan langsung jajan di PasMing, hahahaa.


FoodZone:
Yampun, I cannot lie kalo ini mah... Malang itu termasuk surganya kuliner. Makanan Malang itu banyak macem dan banyak yang enak.. yah, walaupun kadang ga sehat sik :3
Jarang sih makan di resto ato warung makan gitu, yah.. mahasiswa gitu kan. Paling taunya Ocean Garden, Ayam Bakar Wong Solo, Ikan Bakar Pak Sholeh, Dewa Menthok, Angkringan Jogja, Rumah Makan Padang depan Plaza Dieng, dll. Soalnya ga terlalu suka makan makanan berat kalo di luar, soalnya aku makannya lama, hahahaha.
Jadi kalo pas ada temen suka nongkrong aja di Mie Jogging, Mie Rame(n), Mie Setan, Dapur Galau, Noodle Inc (aaaakk.. kangen banget sama smoothie stroberinya yang enak parah) eh mie semua yah.. kalo yang ga mie paling di Topping, Comic Cafe, Burger Buto, yah gitu-gitulah.
Tapi yang paling dikangenin itu justru minuman pinggir jalan kaya' Teh Racek, Chocolate, Cappucino Cincau.. slurp~
Tenang kawaaaan, aku pasti kembali untuk kaliaaaaaan!

Selama di rumah malah hampir ga pernah jajan di luar, bikin apa-apa sendiri di dapur. Di sini mau hedon soal makanan ga bisa, ga ada yang jual aneh-aneh soalnya ahahahaha.. nutella aja ga ada yang jual >.<


BrainZone:
Entah kenapa aku jadi sering ngabisin waktu di kampus, entah kampus sendiri atau kampusnya orang. Dan aku suka. Berasa intelek aja kali ya #pfff. Makanya sering kalo pas syuro atau rapat, atau bahkan liqo itu kadang di kampus, sambil nyesuain waktu sama yang masih kuliah, aku justru seneng. Biasanya sih di UB: kalo syuro tim K11 di gazebo FTP deket bunderan, kalo syuro tim KEPO biasanya di gazebo FK, kalo syuro Mentoring biasanya di Perpus, dan kalo liqo biasanya di taman rektorat, bawah WidLok ato SC.
Di UM sama UMM juga sering sih.. tapi ya itu karena banyakan anggotanya anak UB ya paling sering di UB.

Dan kangen pula sama Gramed dan Toga Mas. Jarang sih ke toko buku, soalnya kalo kesana suka khilap. Apalagi kalo tanggal tua, huft. Jadinya jarang aja ke toko buku, tapi kalo udah ada buku yang dipengenin banget, akhirnya pergi dan pulangnya ga cuma bawa buku itu doang.

Tapi, di atas itu semua... yang paling aku kangenin di sana adalah aku punya banyak banget temen yang baiiiik, dan kece-kece. Alhamdulillah... aku banyak dikasi kesempatan buat kenal sama orang-orang dari kumpulan dan komunitas yang mecem-macem.. banyak ketemu orang hebat juga, terlebih mereka yang berpayung di bawah MY Life.

Asli, kangen banget sama orang-orang ini.. meskipun sekarang udah bercabang-cabang jadi MY LiFE, Komunitas, MQC, TBP, tapi aku sayang banget sama orang-orang ini. Mereka yang selalu baik, selalu bikin aku merasa terpacu untuk selalu memperbaiki diri, selalu pengen agar bisa bermanfaat buat orang lain. Kangen juga sama SDIT Insan Permata dan masjid ad-Dakwahnya yang selalu rame tiap Ahad. Kadang kalo pas lagi sibuk bikin event, suka ga masuk akal gitu itsarnya orang-orang. Ngerjain dari pagi sampe malem, kadang kalo capek ada yang suka mijitin, bawain makanan.. 
Kangen ngementor di YASA tiap Ahad pagi, kangen ke sekolah buat ngementoring ato ngisi keputrian di sekolah.... uhibbukum fillah :')

Read More...

Senin, 23 Februari 2015

Bears

Leave a Comment
Beberapa hari yang lalu nonton film dokumenter berjudul Bears tentang ibu beruang bernama Sky yang baru saja melahirkan dua ekor anak beruang (iya lah... masa' anaknya katak), dan diberi nama Scout dan Amber. Saya rasa a mother mother, apapun ia. I mean, ga cuman ibu manusia yang ngerti tentang rasa sayang yang luar biasa ke anak yang ia lahirkan, tapi makhluk apapun itu juga. 

Jadi ya, setelah melahirkan Scout dan Amber, tentu saja peran dan tanggungjawab Sky bertambah, sebagai ibu dan ayah, karena ayah beruang ga ikut-ikut dan membesarkan dan menjaga anak-anaknya. Huft... ayah macam apa ini.
Jadi selain harus mencari makan untuk dirinya sendiri, Sky juga harus mencari makan untuk kedua anaknya sekaligus menjaga keduanya dari ancaman hewan buas lain semisal Serigala. Nah, bayangin aja gimana sulitnya Sky, sementara biasanya nyari makan buat dia sendiri aja udah sulit karena hampir seluruh wilayah yang kaya makanan sudah dikuasai beruang-beruang yang lebih kuat lainnya. 

Sampai akhirnya, pas menjelang musim salju, ketika para ikan salmon balik dari lautan menuju hulu sungai, Sky belum juga mendapatkan makanan yang cukup untuk menebalkan lemak persiapan hibernasi di musim salju sekaligus memberikan cadangan susu buat Amber dan Scout. Kalo ga ada persediaan susu, tentu Amber dan Scout tidak bisa melewati musim dingin yang panjang itu. Mereka akan mati kelaparan. Dia juga nyaris putus asa. Mungkin kalo diadegankan manusia, ibu-ibu yang udah duduk merosot di pinggir dinding sambil nangis gitu lah..

Tapi inget sama janji Allah ya, bahwa ga ada mahkluk yang hidup di bumi ini tanpa Allah jaminkan rizki atasnya. Karena Allah SWT telah jelas-jelas menyatakan dalam Al-Quran bahwa Ia telah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya, termasuk manusia.

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya.” (QS. Hud [11]: 6).

Di saat hampir putus harapan itulah, ada burung gagak yang ngasih tau Sky ada tempat yang dipenuhi sama ikan salmon. Akhirnya Sky ngikutin burung gagak tersebut dan dia dan kedua anaknya bisa makan ikan salmon sepuas mereka. Alhamdulillah...

Hehee.. bingung juga ya ini nulis apaan, yang paling penting sih dua paragraf dari tulisan ini aja, hahaa.. ga harus baca dari atas juga sih, tapi kalo udah terlanjur dibaca ya mau gimana lagi :P

Read More...

Senin, 19 Januari 2015

Adab dan Ilmu

1 comment
Latar belakang tulisan ini adalah hari-hari ini suka nemuin ya, para pengguna social media yang kalo komen suka kasar-kasar, bahkan saat mengomentari hal-hal yang serius dan ditulis oleh orang-orang yang seharusnya sangat dihormati, ustadz atau dai misalnya.
Saat ustadz atau dai itu memberikan nasihat agama, selalu saja ada orang yang membantah, dan tidak cukup disitu, bahkan mengata-ngatai ustadz tersebut. Ga ngerti sopan santun apa gimana ya…
Apa karena lewat media social, tidak bertatap muka langsung, dan banyak yang mendukung sehingga merasa berani sekali? Bukankah itu semuanya adalah tindakan pengecut?
Makanya dari dulu saya percaya bahwa adab harus lebih tinggi daripada ilmu. Karena dengan adab itu kita bisa menggunakan ilmu dengan tidak menyakiti dan merugikan orang lain. Ilmu tanpa adab? Koruptor, misalnya. Mungkin juga kita banyak mengenal orang pintar dalam pendidikan tetapi tidak pintar dalam bersosialisasi dengan manusia disekitarnya.Atau orang super nyebelin dan ngejengkelin yang sering ngesombongin "kepintaran" yang dia "punya".

Padahal bukankah nasihat  yang berdasarkan agama pasti baik dan untuk kebaikan kita sendiri? Kalo kita emang ga mau denger atau nerima nasihat, pasti adaaaa aja cara buat kita nolak dan nyari-nyari alasan untuk pembenaran. Nah, kalo udah gini.. kudunya kita khawatir, jangan-jangan kita ga mau dengerin nasihat itu karena hati kita udah menjadi batu atau kita udah terbiasa hidup di lingkungan yang penuh maksiat atau bahkan menjadi pelaku maksiat itu sendiri sehingga hal-hal yang baik menjadi terlihat aneh dan menggelikan.
Kita tentu tidak ingin jika sudah tua dan memiliki anak nanti, saat kita memberikan nasihat-nasihat baik dan tulus kepada anak-anak kita, anak kita akan lebih galak membantahnya daripada bantahan-bantahan kita di kolom komen di social media.
Biasakan untuk mendengar dan memahami nasihat-nasihat baik yang ditujukan ke kita, siapapun yang memberikannya. Jangan pula buru-buru berburuk sangka pada si pemberi nasihat, apalagi jika benar-benar nasihat itu diberikan secara tulus dan disampaikan dengan cara yang baik.
Read More...

Kamis, 08 Januari 2015

Visit Makassar 2014

Leave a Comment
Halo….
Er, kali ini mau nulis apa ya.. bingung.
Ya udah ga jadi nulis. Tapi, jadi aja deh…  #bloggergalau
Mau nulis tentang catatan perjalanan sewaktu pulang kemarin. Udah kelewat lama sih, tapi ga apa-apa lah ya.. memori manusia kan terbatas. Kalo ga dibantu dengan reminder kaya’ gini bisa jadi bakal terlupakan suatu hari nanti.
Ok here we go.
Sabtu, 13 Desember 2014
Perjalanan ke timur kali ini tidak sendiri, tapi tidak juga dengan suami juga karena belum punya (apa deh) hahaa.. jadi, perjalanan pulang kali ini bareng kakak saya yang abis kursus di Bandung.
Oiya, biasanya kalo mau pulang, saya selalu beli 1 tiket langsung untuk Surabaya-Makassar-Biak, tapi kali ini sengaja beli dua tiket untuk dua kali perjalanan, Surabaya-Makassar, Makassar-Biak. Mau tau Makassar kaya’ apa, alasan halusnya, aslinya sih teteup.. travelling hahahaa :D
Sekitar jam 7.45 WIB pesawat yang kami tumpangi, Citilink, take off menuju Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Karena sebelumnya saya ga tidur semaleman karena dijemput travel masih dini hari jadinya saya ngantuk banget di pesawat, ga ngapa-ngapain, tidur aja selama 1 jam 20 menit perjalanan. Hahaa..
Jam 10.20 WITA kami landed dengan selamat sentausa dan bahagia di Makassar. Langsung menuju rumah temen kakak saya di daerah Maros naik taxi (oiya, hati-hati milih taxi disini, biasanya langsung dikerumunin supir-supir banyak gitu dan taxi nya walaupun pake argo tetep ditembak harga yang jauh lebih mahal). Nah, disini saya baru tau juga kalo bandara Sultan Hasanuddin itu letaknya di perbatasan Makassar dan Maros. Jadi lumayan deket sih.
Sampai di rumah temen kakak saya itu, naruh barang, bersih-bersih diri, makan pagi sekaligus makan siang, lalu menghubungi temen saya yang super baik hati Irfan alias Iponk. 2 jam kemudian dia datang dan  kami lanjutkan menjemput Tris dan Virgin, mereka ini teman-teman baik saya di SMP dan SMA.
Perhentian pertama kami adalah rumah makan apa-lupa di daerah jalan Kasuari. Aduh ampun ya.. selama di mobil Tris ini nawarin berbagai nama makanan khas Sulawesi Selatan… banyak banget, saking banyaknya sampe lupa apa aja namanya ._.
She is the best about culinary deh :p
Di sana kami pesan macem-macem jenis makanan, ada baro’bo (semoga ga salah nulisnya) yang mirip bubur manado, ada yang mirip papeda, perkedel jagung, dan ongol-ongol.
Setelah kenyang, perjalanan kami lanjutkan ke daerah iconik di Makassar. Ga afdol rasanya kalo ke Makassar tapi belum kesini dan belum foto-foto disini. Pantai Losari. Ga usah takut ninggalin shalat pas mau nungguin sunset karena deket situ ada masjid Amirul Mukminin yang disangga di atas laut dan cantik banget walaupun kecil. Dan pasti rame karena pantai Losari juga selalu rame apalagi saat weekend.

Disini ada huruf-huruf penyusun PANTAI LOSARI yang terkenal itu, ada juga huruf-huruf lain yang menunjukkan 6 suku di Sulawesi Selatan ini yaitu: Makassar, Toraja, Mandar,dan lupa (plis maapkeun).

Ahad, 14 Desember 2014
Esoknya kami berencana untuk ke pulau. Belum tau pulau apa, karena di lepas pantai Makassar ini ada beberapa pulau yang bisa dijangkau dengan speedboat. Akhirnya diputuskan ke pulau Gusung, dengan tarif speedboat 100 ribu PP.
Setelah dari Pulau Gusung, kami  mampir ke Coto Nusantara yang kata Iponk enak banget. Beneran lho, meski tempatnya masih tradisional, rame banget pengunjungnya sampai nunggu-nunggu tempat duduk gitu. Setelah kenyang dan kembali rasional, kami melanjutkan perjalanan ke Taman Nasional Bantimurung di Maros. Sebelumnya uda pernah denger soal Bantimurung ini sih.. banyak kupu-kupu gitu katanya. Iya sih, pas kesana, nyampe tempat parkir aja udah banyak berjejeran pedagang kaki lima yang menjual bermacam-macam awetan kupu-kupu berbagai spesies. 
Masuk TN Bantimurung ini dikenakan biaya 25ribu untuk wisatawan local dan 250ribu untuk wisatawan mancanegara (gilaaaak… jauh banget ya selisihnya). Dan karena kami pergi hari Ahad, sudah bisa dipastikan lagi rame banget. Di dalam TN Bantimurung ini ada museum kupu-kupu, air terjun, dan beberapa danau yang (katanya) banyak banget kupu-kupunya. Tapi karena sudah menjelang sore, kami hanya mengunjungi museum dan air terjun aja. Karena kami pada ga bawa baju ganti, ya niat awalnya liat-liat aja.. saya juga cuma bawa rok aja. Tapi teman kami si Iponk yang baik hati ini tetap memaksa  untuk ikut berbasah-basahan di air terjun dan membolehkan kami naik mobilnya. Aah.. semoga Iponk segera jadi dokter gigi yang baik hati dan berdedikasi, serta dapat  jodoh yang shalihah, aamiiin..
Pulang dari Bantimurung, masih dengan baju basah, kami gathering & ngopy foto-foto dua hari ini serta shalat magrib di kostan Tris di belakang kampus UnHas. Abis itu saya dianterin pulang lagi di daerah Maros, karena harus siap-siap dan packing untuk penerbangan malam harinya ke Biak. Iponk pun bersedia nganterin saya dan kakak ke Bandara jam 00.30 malem itu, padahal saya yakin dia capek banget udah nyupir dan nganterin kami kemana-mana selama dua hari ini. Tengkyuu ya Ponk :D
Senin, 15 Desember 2014
Boarding pesawat Sriwijaya kami jam 2.20 WITA, dan jam 7.15 WIT kami sudah sampai di Bandara Frans Keisepo Biak. Alhamdulillah, akhirnya kembali ke Pulau kecil nan manis ini setelah 3 tahun.
Welcome back, Nursih :D
n.b.:
Bikin catper emang sebaiknya ga ditunda-tunda.. bisi lupa detil perjalanannya.. kaya' catper yang ini :(
Maapkan plis ya..
Read More...