Senin, 25 Februari 2013

Bagaimana Menyampaikan Taujih?

Leave a Comment
Minggu, 24 Februari kemarin setelah membina di YASA sejak pukul 06.00 sampai 08.15 pagi, saya langsung meluncur ke belakang pom bensin Jalan Bandung, tepatnya di tempat kursus Nurul Fikri untuk mengikuti Dauroh Muwajjih. Alhamdulillah, untung waktunya bersisian (karena biasanya pembinaan di YASA dimulai jam 08.00-10.00) jadi tidak ada agenda yang harus dikorbankan.

Kenapa saya pikir agenda ini penting sehingga saya harus datang dan menyimak? Karena seperti kata twit ust. Felix Siaw, apa yang disampaikan dalam dakwah itu penting, dan bagaimana menyampaikannya juga penting.
Sampai disana ternyata acaranya baru dimulai. Alhamdulillah lagi..
Saya lupa nama ustadz yang memberikan materi, trus diberi tau teman saya, ternyata beliau adalah ustadz Jamalullail Yunus.

intinya, materi yang sempat saya catet, simak, dan simpulkan antara lain:

Landasan Dakwah. Kenapa sih harus berdakwah?
a. QS. al-Fushilat ayat 33.

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحاً وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ  

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?

b. Hadist Rasulullah "Ballighu'anni walau ayah" yang artinya: "sampaikanlah dariku walau hanya 1 ayat.

c. Kita adalah Generasi Robbani (yang selalu mempelajari al Quran, lalu mengajarkannya kepada orang lain), seperti dalam QS al-Imran ayat 79.

مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ 

وَلَٰكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ

Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.

d. Ahdafut Tarbiyah: Sholih wal Muslih
Dakwah bisa dikatakan berhasil jika bukan hanya bisa menjadi shalih, tapi juga bisa men-shalih-kan orang lain (muslih).

nah, untuk mencapainya, banyak hal yang harus disiapkan sebelum menyampaikan taujih. Yang pertama:
1. Persiapan Dasar


See? 
mulai dari kesiapan fisik, pikiran, dan apa yang akan kita sampaikan. tujuan penyampaian itu apa? siapkan semuanya dari sini.

2. Persiapan Teknis

    a. Audience
  • Kenali audience (tingkat pendidikan, usia, berasal dari kelompok sosial mana, latar belakang mereka apa, ...)
  • Perasaan dan harapan (apa yang sedang mereka rasakan, masalah apa yang sedang mereka hadapi, apa yang mereka harapkan setelah mendengar taujih dari kita).
  • Bicarakan apa yang mereka inginkan, bukan yang kita hendaki (bisa disesuaikan dengan masalah yang mereka hadapi dan penyelesaian yang mereka harapkan).

    b. Tujuan
         Berdasarkan tujuannya, taujih bisa dibedakan menjadi:
  • Taujih Informative: taujih yang disampaikan dengan tujuan untuk menambah tsaqofah atau wawasan baru.
  • Taujih Persuasive: taujih yang bertujuan untuk mendorong audience melakukan sesuatu,  memberi keyakinan, atau membakar semangat.
  • Taujih Recreative: taujih yang disampaikan untuk menghibur atau membuat audience senang.

    c. Jenis Penyampaian
  • Improptu; yaitu taujih yang dilakukan secara mendadak, biasanya untuk menggantikan seseorang, sehingga biasanya tidak sempat mengumpulkan dan menyiapkan materi.
  • Manuscript; yaitu taujih yang dilakukan dengan membaca naskah. Biasanya naskah disiapkan oleh orang lain, sehingga kita harus sudah membaca naskah tersebut minimal 1x sebelum tampil menyampaikannya.
  • Memoriter; yaitu taujih yang sudah dihapal
  • Ekstempore; yaitu taujih yang materinya sudah disiapkan berupa outline atau garis-garis besar, dan sudah disiapkan sebelumnya. Persiapan ini yang paling baik.

setelah tau hal-hal di atas, apa yang harus kita lakukan??

Cari Materi dan Kuasai
  • Sesuai dengan lata belakang pengetahuan pemapar
  • Menarik minat dan paling disenangi pemapar
  • Menarik minat publik/audience
  • Sesuai dengan pengetahuan pendengar
  • Sesuai dengan ruang lingkup dan pembatasannya
  • Sesuai dengan waktu dan situasi
  • Dapat ditunjang dengan alat bantu atau media lain

Susun Materi
     Sebenarnya susunan taujih yang baik hampir sama dengan susunan pidato pada umunya, antara          lain:
  • Pembukaan
  • Isi / Pesan yang akan disampaikan
  • Penutup


Performance
Well, ini penting... yah, ga bisa dipungkiri bahwa kesan pertama dan penampilan itu penting. Kita bakal sulit ngajak orang untuk melakukan kebaikan kalau mereka sudah memasang barrier atau pembatas gara-gara ilfeel liat penampilan kita yang berantakan. Nah, hal-hal kecil (yang berdampak besar) yang harus kita perhatikan sebelum tampil antara lain:
  • Pakaian, periksa.. jangan sampai ada bagian yang kusut atau bahkan robek.
  • Rambut khusus ikhwan.
  • Mulut, jangan sampai ada cabe yang nempel di gigi, cek juga bau mulut :)
  • Bau badan
  • Cara jalan dan duduk
  • Raut wajah
dan yang terakhir,

Cara Bicara
  • Pilihan kata / diksi
  • Artikulasi, jangan terlalu cepat dan jangan terlalu lamban
  • Intonasi (kuat-lemah suara)
  • Speed
  • Jeda
  • Bicara melalui mata
  • Gerakan tangan
  • Mimik wajah

lalu setelah itu panitia membagi kami menjadi kelompok-kelompok kecil untuk melakukan micro teaching dan mempraktekkan apa yang telah kami dapat sebelumnya. Asik, bener nambah imu buat penyampaian ke adik-adik lah ini. 

Jangan lupa, 
bila kita gagal dalam bersiap, maka bersiaplah untuk gagal.

makin hebat seorang pemapar, akan semakin cermat persiapannya.

mereka yang naik tanpa kelelahan, akan turun tanpa kehormatan.

Well, itu aja sih. 
Semoga bermanfaat! :D

0 komentar:

Posting Komentar