Ini adalah tulisan yang dibuat selepas subuh. Kali ini saya
ingin coba memanjangluaskan qoute milik mbak Dani Wadiandini yang saya rasa layak untuk kita renungkan bersama:
“Perempuan tidak seperti laki-laki. (sebagian) laki-laki melihat perempuan “saat ini", di masa ini, di depan mata, apakah dia cantik dan pantas dibawa ke kondangan atau tidak, tanpa mau membayangkan bahwa di masa depan tubuh dan wajah itu akan menua. Sedangkan perempuan melihat laki-laki dengan mesin waktu, dia melompat jauh ke depan, membayangkan bisa jadi apakah lelaki ini “nanti"? Bisakah dia mengikutinya maju? Punyakah dia ambisi untuk menjadi lebih baik? Terasakah aura pekerja kerasnya untuk menghadapi hari esok?”
Shock pertama kali membaca postingan di atas. Jauh dari apa yang saya duga sebelumnya. Seberapapun beda antara pemikiran laki-laki dan perempuan, yang bahkan katanya orang barat sana: Men from Mars, Women from Venus, saya masih tak menyangka bahwa ada perbedaan selebar itu bahkan untuk keputusan besar yang berpengaruh pada bagaimana kamu akan menjalani sisa hidupmu di dunia dan lebih dekat kemanakah kamu saat di akhirat nanti, surga atau neraka. Yah, meskipun qoute di atas belum tentu valid, benar, dan 100% diadopsi lelaki dan perempuan seluruh jagat raya ini kan...
Qoute tersebut menggelitik saya. Geli membayangkan memilih
jodoh hanya berdasar rupa atau fisik sahaja. Oke sih, kalo cuma buat 1 atau 2
tahun, tapi hey... bukankah kamu memilih seseorang itu agar dia dapat
membersamaimu hingga ke surga?
(sumber gambar dari sini)
Arrijalu qawwamuna 'ala nisa'
(Q.S. An Nisa:34)
Perempuan umumnya, khususnya saya
tentu akan lebih memilih laki-laki yang kuat. Bukan hanya secara fisik, tapi
juga iman dan pendirian. Perempuan pada umumnya akan jatuh cinta pertama
kalinya pada ayahnya, lalu mencari-cari lelaki yang mirip dengan ayahnya untuk
mendampingi dan menjaga seumur hidup. Simply, karena dia berharap lelaki itu juga bisa menjadi ayah dan tauladan yang baik bagi anak-anaknya kelak.
Laki-laki, haruslah bersikap
sepenuhnya laki-laki. Tegas, bisa melindungi (tak hanya fisik, tapi juga iman),
dan memiliki visi dan misi untuk terus bergerak maju. Tidak boleh menye-menye, sebab laki-laki
adalah penuntun bagi perempuan, dia tidak boleh minta dituntun oleh perempuan.
Laki-laki akan merasa lebih berguna jika didampingi oleh perempuan yang tepat,
nah.. ini sebenarnya adalah tanda bahwa secara tersembunyi, perempuanlah yang
membuat laki-laki terlihat lebih kuat.
Laki-laki harus bisa berlari lebih
kencang dari perempuan, tapi sewaktu-waktu dia juga bisa berjalan sambil
mengajak perempuannya berlari bersama. Karena jika dia terus berlari, dia akan
sendirian. Laki-laki akan membutuhkan dorongan dari perempuannya saat ia merasa
lemah, karena itu perempuan selalu ada di belakang, untuk memberikan dukungan
dan dorongan kapanpun dibutuhkan, tak selayaknya ia ditinggalkan.
Jadi inget kata mbak Asma Nadia, penulis best seller itu: "Jangan menikah karena iba
atau jatuh cinta, tapi menikahlah jika kau merasa surga lebih dekat jika
bersamanya."
Apalagi untuk perempuan ya, wajib, kudu, dan fardhu memilih
laki-laki yang baik pemahaman agamanya. Karena laki-laki itu yang akan menjadi
imam dalam rumah tangga itu. Sekali lagi, pilihlah laki-laki yang lurus,
imannya, karena laki-laki itu susah sekali diubah wataknya. Jika imamnya baik,
insya Allah dia bisa mengkondisikan makmumnya baik, tapi kalo imamnya udah ga
bener, ya gimana mau berharap bisa membawa ke jalan yang benar?
Mari menutup tulisan ini secara damai dan bahagia dengan
mengutip salah satu perkataan:
“Cara berfikir laki-laki itu to the point, sedangkan perempuan eksploratif. Kalau dikolaborasikan akan sangat indah tetapi kalau dikonfrontasikan akan sangat fatal. Lelaki sering menganggap perempuan bertele-tele sedangkan perempuan menganggap laki-laki suka menyepelekan. Itu terjadi karena cara berfikir yang berbeda.”
- Ust. Aam Amiruddin
Berbeda itu indah jika tau bagaimana harus menyatukannya
kan? :)
0 komentar:
Posting Komentar