Ini adalah lanjutan ceritagak pentingsaya saat mendadak diminta ikut mengisi training motivasi di SMKN 13 Malang. Cerita sebelumnya bisa dilihat disini
Bismillahirrahmanirrahim...
Hari Kedua (19 Juli/11 Ramadhan)
Hari ini saya diminta Firdaus dan mas Agus untuk ikut turun tangan memberikan materi. Huft, berat bro... berat. Apalagi ngeliat jumlah siswa kemarin. Tapi lagi-lagi saya "iya"kan... you know it's hard to say No, for me. Rencananya materi yang akan saya bawakan adalah Etika Pergaulan.
Jam 7.30 saya sudah tiba di pelataran sekolah. Ust Hasan lalu meminta saya duduk dan menunggu di lobby, sementara beliau sendiri memimpin pembacaan Asmaul Husna dari pengeras suara. Jam 8 tepat, taruna/i mulai naik menuju aula, sementara mas Agus dan Firdaus belum datang. Tiba-tiba Rani yang baru masuk sendirian datang menghampiri saya dan menyeletuk, "mbak yang kemarin" sambil cengengesan. Yaampuuuuun... terharu banget saya diinget oleh anak itu. "Halo Rani, apa kabar?" saya balas menyapa. Tak menjawab, Rani malah duduk di samping saya dan berusaha merebut Quran yang tadi saya baca.
"Rani bisa ngaji?" Saya kembali bertanya dan kembali tak dijawab. Subhanallah... lihat betapa merdekanya mereka. Mereka sesuka hati menjawab kalau mau, acuh saja selebihnya. Pemikiran dunia tak berhasil menembus alam pikiran mereka. Tak ada pengaruh bagi mereka. Makhluk merdeka, mereka itu :')
Akhirnya saya mengajak Rani untuk ikut naik bersama teman-temanya yang lain ke aula. Alhamdulillah, tepat saat mas Agus dan Firdaus datang. Tapi karena saat itu aula sudah penuh dan adik-adik sudah siap menerima materi, akhirnya briefing urung dilaksanakan.
Acara dibuka oleh mas Agus, dan sebenarnya saya langsung didaulat untuk membawakan materi pertama, tapi saya merasa masih kurang mantap, akhirnya saya minta Firdaus saja dulu yang duluan membawakan materinya yang bertema 'Generasi Unggul'. Maap ya, Daus :)
Menurut jadwal, seharusnya jadwal materi kami dari jam 08.30-11.00, tapi karena itu hari Jumat, yang merupakan hari pendek sehingga jadwal shalat Dhuha dimajukan jadi jam 10.00. Firdaus pun sebenarnya belum selesai menyampaikan materinya. Tapi kami tetap melaksanakan kegiatan sesuai jadwal dan instruksi dari pihak sekolah.
Setelah shalat Dhuha, giliran saya yang unjuk gigi menyampaikan materi Etika Pergaulan. Yang lebih banyak saya paparkan adalah pojok negatif dari pergaulan remaja masa kini yang sering tak jauh dari rokok, minum-minuman keras, tawuran, narkoba, sampai akibat pergaulan bebas yang berujung praktek aborsi. Saya memang lebih banyak bicara dan concern soal rokok sih. Dan sebenarnya, sampai ke materi akhir yang praktek aborsi itu juga serem banget, saya aja ga kuat nonton videonya. Sadis sekali. Gimana mungkin ada seorang perempuan yang tega berkeputusan untuk membunuh dejan dalam rahimnya. ok, skip, skip, skip... actually, saya cukup kecewa dengan cara penyampaian saya sendiri hari itu. Gesture kaku, ngomong bribet, dan saya cukup banyak men-skip materi karena harus memampatkan waktu agar tepat selesai sebelum shalat Jumat. You can do much better, Nursih! *pukpuk diri sendiri*
itu saya, itu saya!
Sudah, itu saja? Selesai? Nope, tunggu dulu. Saat evaluasi di akhir mas Agus mengagetkan saya dan Firdaus bahwa pihak sekolah meminta besok kami mengisi materi lagi. Jadi, yang awalnya hanya 2 hari, menjadi 3 hari. Saya mah oke-oke saja, walaupun sebenarnya Sabtu itu ada jadwal briefing dan konsolidasi mentor Pesantren Ramadhan SMP Brawijaya Smart School yg akan diadakan Senin-Rabu (22-24/7). Karena setelah koordinasi dengan KorLapnya, ternyata briefing dimulai pukul 11, sedang kata Firdaus, agenda besok tidak lebih sampai jam 10.30.
Hari Ketiga (20 Juli/12 Ramadhan)
Esok Sabtu nya, kami kembali datang pada pukul 8.00. Lagi-lagi acara dibuka oleh
mas Agus, karena saya menolak untuk menjadi MC :( Sebelum materi, mas Agus sempat memasukkan renungan pagi yang membuat adik-adik banyak menunduk dan beberapa terlihat mengusap air mata. Setelah itu giliran Firdaus
yang menyelesaikan materi 'Generasi Unggul' yang belum tuntas kemarin. Sebelumnya Firdaus meminta setiap taruna/i berpasangan dengan orang disebelahnya dan memamerkan strangest smile ever. hehee
Alhamdulillah, sampai materi terakhir ini pun adik-adik masih semangat dan antusias, meskipun ada beberapa taruna yang sempat terlepas ke alam lain alias tertidur. Setelah semua materi tersampaikan, kendali dikembalikan pada ustadz Hasan untuk mengadakan muhasabah. Saya, yang selalu duduk bersama para taruni di belakang ikut menyimak.
You know, apa tema muhasabah kali itu? IBU, iya serius, I-B-U, Ibu. Aduh, males deh sebenarnya nyeritainnya, tapi gimana ya... ok, saya jujur ya, alih-alih taruni lain, saya termasuk yang mewek-mewek parah pas muhasabah itu.
Ya gimana enggak coba, ust Hasan itu pas banget membawa kami pada bayangan-bayangan terburuk yang ga pernah mau saya bayangkan. Kaya'nya emang lebih cocok diomongkan ke saya dan anak-anak rantau lainnya secara langsung deh. Secara, taruna/i lain itu kan masih tinggal serumah sama ayah-ibunya, tiap hari ketemu. Tiap hari masih bisa cium dan salim orangtuanya. Saya gimana coba? terakhir ketemu awal tahun ini, dan sepertinya pun Idul Fitri tahun ini tidak lagi-lagi bersama beliau-beliau.
Duh... ustad Hasan sukses banget ngaduk-ngaduk perasaan saya, antara sisi anak yang kangen berbakti dan melayani orangtuanya, dengan sisi (sok) aktivis dan manusia muda yang ingin bermanfaat untuk sesama. Kena banget di saya.
Sedang asik-asiknya nangis, tiba-tiba aja saya merasa ada yang ga beres. Benar saja, satu taruni pingsan. Ih, parah... Nursih apaan sih, malah ga aware sama adik-adiknya lho. Akhirnya, mengesampingkan air mata dan perasaan, saya beranjak untuk membantu salah seorang guru menyadarkan taruni tersebut #tsaaaah.
------------------------------------------------------
Kegiatan hari itu ditutup dengan tadarrus. Para guru mengelompokkan taruna/i berdasarkan kemampuan mereka membaca Quran. Dan kelompok yang belum bisa ngaji ternyata jauh lebih besar daripada yang bisa ngaji. Sedih sekali liat anak-anak remaja tanggung berumur 15-17 tahun gitu masih banyak banget yang belum bisa baca Quran. Kenapa ya, orang tua sekarang lebih suka anak-anaknya les mata pelajaran macem-macem sedang malah abai sama hal-hal besar dan prinsipil semacam mengajarkan baca Quran?
Zaman saya SD dulu, belum ada ceritanya ikut-ikut bimbel setiap sore. Yang ada, setiap sore itu ke ke masjid kompleks, belajar ngaji di TPQ. Trus malamnya ngaji disimak sama bapak yang pulang dari masjid. Kalo ada orangtua yang ngebiarin anaknya ga ngaji ke TPQ pasti jadi sorotan tetangga-tetangganya. Sekarang malah kebalik, orangtua yang anaknya ga ikut les atau bimbel malah dianggap kuno. Ini pe-er besar buat saya juga sebagai mentor sekarang dan calon ibu nanti. Ngajarin anak remaja ngaji itu susaaaaah banget, beda kalo sedari kecil dibiasakan baca Quran. Tapi ga boleh menyerah ah, harus tetap semangat mendampingi dan mengajak mereka ke jalan yang benar.
Ok, back to the story.
Oiya, sebelumnya kami sempat membagikan lembar kuesioner untuk diisi para taruna/i untuk mengetahui tanggapan mereka terkait penyampaian materi. Lucu-lucu tulisannya, tapi ada beberapa memang yang menulis materinya disampaikan terlalu cepat. Nah, ini kaya'nya buat saya nih.. insya Allah lain kali harus jauh lebih baik dan matang.
Karena waktu sudah menunjukkan jam 10.30, mas Agus, Firdaus, dan saya akhirnya berpamitan ke pihak sekolah. Saat turun ke lantai 1, ada Rani yang keluar ruang guru sambil membawa koran lalu duduk di lantai lobby.
Saya otomatis langsung menghampiri dia dan bertanya, "Rani kok ga ikut ngaji?"
"Enggak" jawabnya pendek sambil tetap ngeliatin koran.
"Mbak mau pulang nih, besok ga kesini lagi tapi..."
"Ehm.."
"Salim dong, Rani" kata saya sambil mengulurkan tangan.
Lalu kami bersalaman. Rani, siswi special pertama dan terakhir yang saya sapa selama 3 hari di sekolah ini. Ada haru hadir disitu.
Wah.. lengkap nih! 2 part bisa langsung selesai. Jadi pengen ngelanjutin tulisan dari sudut pandangku yang kemarin :)
BalasHapusLain kali ikut lagi ya! :D
prok..prok...prok..
Hapusselamat ya Daus, kamu pasti pembaca pertama postingan ini, hahaaa...
hadiah bisa diambil di kantong jaket masing-masing, hehee :D
iya, insya Allah mau deh lain kali kalo diajak lagi :)