Kepikiran, iseng aja buat catatan ini.
Bisa dibaca suatu hari nanti, sebagai penanda masa-masa ini pernah ada dan terjadi. Mungkin diketik sambil mewek, tapi kelak akan dibaca sambil tersenyum.
Bagaimana rasanya?
Lega sekali ya?
Dua pertanyaan yang ingin sekali ditanyakan pada mereka tapi terlalu takut membayangkan jawabannya.
Dan aku, yang memutuskan tidak akan bertanya malah selalu ditanyai, -kapan nyusul?-
Ah, kalau saja pertanyaan kalian membantu, sayangnya tidak.
Yang ada ini hanya akan menambah panjang dalam daftar pertanyaan.
Kali ini aku bicara pada diriku sendiri, Gezz.. kenapa dengan 'hal ini'? Tidak adakah sesuatu yang lebih menantang lainnya yang bisa menawan rasa percaya diriku?
Dan pada suatu waktu yang lalu, aku bicara dengan seorang sarjana bimbingan dan konseling, dan it's like a investigation session, karena aku yang terus ditanyai dan bukan aku yang bertanya.
Pada akhirnya aku tetap menolak bercerita banyak, seperlunya saja aku kira cukup.
Lalu mengalir lah sebuah pernyataan yang menurutku cukup menghibur hati: "iya, ya.. setiap orang kan ada ujiannya masing-masing. Ada yang diuji dengan orangtuanya seperti ukh X yang masih dilarang berjilbab oleh ayahnya itu, ada yang diuji dengan lingkungan kerjanya hingga akhirnya harus keluar, ada pula yang diuji dengan uangnya.
Mungkin emang ujian Nursih sekarang itu disini, dengan hal ini. Hadapi dengan sabar dan syukur aja, insha Allah kamu bisa melaluinya."
Mungkin emang ujian Nursih sekarang itu disini, dengan hal ini. Hadapi dengan sabar dan syukur aja, insha Allah kamu bisa melaluinya."
aaarggh... aku benar-benar berdoa, semoga aku akhirnya bisa mengingat masa-masa ini nantinya, setelah semuanya selesai dan aku kembali dihadapkan dengan ujian yang lain, yang baru, yang akan menaikkan level di hadapanNya.
Saya dukung Nursih untuk maju di kursi persidangan secepatnya!!!!
BalasHapus