Bagaimana mungkin masih ada orang-orang yang tega membuat orang lain menunggu?
Saya ga paham. Apalagi jika disebabkan hal-hal maha remeh dan ga penting, "sibuk" nonton Dahsy*t misalnya, sehingga baru datang jam 9.09 padahal janji bertemu jam 08.00.
Sayangnya kesadaran orang-orang tentang betapa berharganya waktu dirinya sendiri dan milik orang lain masih minim sekali. Padahal penting banget buat menghargai waktu. Karena menghargai orang berarti menghargai waktunya. Kalo kita sudah menyanggupi dan berkesepakatan untuk bertemu pada jam sekian sampai sekian, berarti kita sudah meminta dan mengambil sebagian hidupnya. Dan itu bakalan ga bisa diganti dengan apapun jika kita datang terlambat dan membuatnya membuang (bahkan hanya) 5 menit kehidupannya. Diganti dengan waktu dari kehidupan kita juga ga bisa.
Di zaman serba gampang dan instan ini pun kita dengan mudahnya mengandalkan bilang "ga bisa, sibuk" atau "ga sempat", padahal fasilitas banjir dimana-mana. Ada ratusan alat transportasi lewat di jalan per menit, kita juga punya jam sebagai penanda waktu yang bisa dibawa kemana-mana. Kenapa masih datang terlambat?
Mungkin benar, kita, orang Indonesia terlalu toleran terhadap keterlambatan. Kalo ada yang udah telat 15 menit, kemungkinan besar bakal ada sosok manusia 'berjiwa besar' yang bakal bilang, "kita tunggu lagi 15 menit yah.. baru kita mulai/berangkat"
Ini yang membuat saya yakin sekali orang-orang yang terlambat merasa dirinya penting dan ga masalah kalo terlambat. Kalo saya yang jadi pengambil keputusan, dan ada yang telat tanpa alasan penting dan syar'i, saya tinggal aja. Bodo amat. Sekali-kali ngasi efek jera itu perlu lho. Nyebelin banget asli nemuin orang yang telat, alasannya ga jelas, trus minta maap sambil cengar-cengir dan tanpa perasaan bersalah.
Yuk hargai waktu, waktu kita dengan diri sendiri, waktu bersosialisasi dengan orang lain, apalagi waktu kita beribadah kepada Allah. Islam juga ngajarin supaya kita disiplin kan? :)
0 komentar:
Posting Komentar