Kemarin sore akhirnya secara nyata saya melihat dan mendengar langsung efek (teramat) buruk dari keranjingan games online. Serius, ini seram sekali.
Ada seorang anak remaja tanggung laki-laki yang saya kenal. Umurnya sekitar 17 tahun beberapa bulan yang lalu. Beberapa kali melihat interaksinya dengan ibu dan adik-adik perempuannya, saya berkesimpulan bahwa ia adalah anak yang berkecenderungan jadi family man, penyayang keluarga ringkasnya. Saya mengenalnya sebagai anak yang sopan sekali, dia juga sedikit pemalu dalam berhadapan dengan lawan jenis, termasuk dengan saya.
Salah satu dari sedikit kebiasaannya yang saya ketahui adalah dia tidak pernah absen untuk main games online di kamarnya sejak sepulang sekolah. Sejak sore hingga malam. Tak jarang dia juga ketahuan melewatkan shalat magrib karena keasikan ngegames. Apalagi setelah dirumahnya itu dipasangi wifi, semakin asiklah dia bermain tanpa kontrol. Hingga kemarin sore, saya kaget sekali mendengarnya, dia memaki dengan kata-kata paling kasar di Tanah Jawa dari dalam kamarnya cuma gara-gara kecepatan internetnya berkurang. Dia juga membentak adik-adiknya, dengan suara yang sangat kasar dan keras. Tidak cuma sekali, tetapi berkali-kali dalam 10 menit.
Beberapa saat, saya cuma bisa tercengang, kaget. Pupuslah sudah bayangan saya tentang anak itu yang sopan dan lemah-lembut terhadap perempuan. Dan masih dalam kekagetan saya itu, saya semakin kaget dengan tidak adanya respon dari orang tuanya. Ditegur atau diingatkan? Tidak ada. Didiamkan saja.
Wuuut? Lagi ada dimana saya ini?? Keluarga?
Ga habis pikir saya saat masih disana.
It's happened. Pengaruh dari game online saya memastikan dugaan diri sendiri. Saya emang ga tau banyak tentang game online, tapi sedikit banyak saya tau dampaknya. Dan melihat hal itu harusnya saya tidak kaget. Tapi, tetap saja saya kaget. Betapa cepat perubahan dan efeknya terhadap mental seseorang gitu ya. Belum lagi efek terhadap paparan pornografi yang banyak banget terkandung dalam games online tersebut. Dan tanpa dibarengi kontrol dan pengawasan oleh orangtua yang seharusnya berperan sebagai orang bijaksana terdekat.
Gila lah ini...
(untuk info lebih lengkap tentang perusakan otak dari efek pornografi, silahkan baca disini)
Sanggup ga ya saya ntar ngebesarin anak ditengah gempuran perusakan mental dan akhlak kaya' gini?
0 komentar:
Posting Komentar