Selasa, 03 September 2013

Semester Akhir

Leave a Comment

Bismillahirrahmanirrahim.... 

Ketika ditanya kabar dan kegiatan saya sekarang ini, maka dengan gagah saya akan menjawab: Alhamdulillah kabar saya baik, saya masih berstatus mahasiswi, masih aktif liqo', masih ngisi mentoring dan keputrian, masih ngelesin Zita dan Tyas, dan baru-baru ini ikut terjun dalam project Solidaritas Peduli Jilbab untuk regional Malang. My life is fun and so well :)" 

Lalu biasanya pertanyaan akan beralih ke 'semester berapa?' atau 'gimana kabar skripsi?' maka biasanya saya akan nyengir dan bilang, "sudah saya jawab dalam hati." ahahaa... 

Ok, saya sudah maju dan mempresentasikan proposal usulan tema tugas akhir saya Maret 2013 kemarin. Secara logika, cukuplah satu semester untuk menyelesaikan tugas akhir jika benar-benar fokus, sabar menunggu dan rajin berguru pada dosen pembimbing. Tapi, diluar dugaan saya kemudian memutuskan untuk menunda program tugas akhir saya dengan beberapa alasan yang tidak bisa saya sebarluaskan. Beberapa teman dan seorang petugas pembersih masjid kampus  yang sering saya sapa bahkan mengira saya sudah lulus dan mengikuti wisuda Mei kemarin. 

Tidak ada masalah. Kuliah saya lancar. Nilai alhamdulillah mencukupi dan cukup memuaskan. Tidak ada kasus akadamik, dan semua kegiatan komunitas non akademik selain yang saya sebutkan di atas seperti MY LiFE dan KOLAM walau jarang tetap saya silaturrahimi. Benar-benar tidak ada problem sebenarnya, tapi entah waktu itu apa yang terlintas hingga saya memutuskan memperlama masa kuliah saya di kampus dan tetap stay di Malang. Aneh bagi sebagian orang lain memang, tapi well, selalu ada reason di balik action kan?

Kini di semester 9, sedikit demi sedikit saya mulai memahami mengapa saat itu saya terilhami untuk tidak buru-buru melepas status mahasiswi. Sedikitnya karena saya memang enggan melepas privilege sebagai mahasiswi, tapi ada alasan yang jauh lebih besar dari itu. 

Saya banyak belajar kemudian. Saya diberi amanah baru. Saya bertemu partner yang awesome dan asik, saya ditulari kebiasaan baik oleh orang-orang yang tiba-tiba dekat dengan saya. Saya bertemu penulis keren, dan saya banyak dimintai nasihat oleh adik-adik yang baru saja saya temui. Saya jadi banyak membicarakan hal-hal yang belum pernah saya bicarakan secara gamblang kepada orang lain. Dan saya rasa semua itu patut saya syukuri.

Semua berjalan lancar. Saya hanya merasa saya butuh sedikit lebih lama waktu di Malang, dan hal itu lebih alami jika saya masih berperilaku selayaknya mahasiswi. 

Tapi, bukan berarti saya abai dengan tanggungjawab dan kewajiban saya. Saya pun sudah menargetkan kapan saya harus maju sidang dan menyelesaikan apa yang telah saya mulai. Saya ingin hidup, dengan sebenar-benarnya arti. Merasakan telat lulus sebentar, bagaimana kampus mulai sepi dan teman-teman mulai pergi. Bagaimana segelintir yang tersisa ini memperjuangkan nasib untuk keluar dari kampus dengan predikat sarjana, bukan di-DO. Saya menikmati proses belajar ini.
Bukan hanya untuk memenuhi rasa kepo ingin tahu orang yang iseng nanya: kapan seminar?, kapan kompre?, kapan ujian skripsi?, kapan lulus?, kapan mulai kerja?, kapan nikah?, kapan dapet momongan?, kapan mat...? oh ok... just shut up.

Dan salah satu hal yang harus saya luruskan sekarang adalah meminta maaf dan memberi pengertian kepada kedua orangtua saya, walau mereka bertanya-tanya ada apa. 

"Semester sembilan ini akan menjadi periode dan fase penting dalam hidup, saya akan menjadikan waktu beberapa bulan kedepan untuk belajar dan memahami lebih banyak hal. Bagi saya, inilah kuliah yang sebenarnya. Bukan semata-mata habis waktu di dalam ruang kelas, tapi benar-benar kuliah kehidupan yang sangat ingin saya dapatkan. Saya ingin menjadi orang yang bijaksana dan untuk berjalan ke sana, banyak hal yang harus saya pahami dalam hidup.

Setiap orang punya target masing-masing dan tidak ada yang salah dengan target lulus cepat. Tapi sekali lagi, lulus cepat bukan menjadi target saya :)
Setiap keputusan akan menimbulkan tanggungjawab. Maka, bertanggungjawablah pada setiap hal yang menjadi keputusan teman-teman."

(terinspirasi dan mengambil kutipan mas Kurniawan Gunadi di sini


0 komentar:

Posting Komentar