Senin, 23 September 2013

dari Keracunan sampai Kerasukan

Leave a Comment
Kamis ceria. Setelah koordinasi dengan tim Solidaritas Peduli Jilbab regional Malang di GOR Pertamina UB untuk unjuk taring kami yang pertama di Kemuslimahan FISIP UB sore itu, saya langsung meluncur ke rumah Tyas. Seperti biasa, saya menemani Tyas belajar sampai ba’da maghrib. Snack saya sore itu adalah siomay yang dibeliin mamanya Tyas di pedagang siomay keliling. Saya pun makan siomay itu dengan santai tanpa menaruh prasangka apapun. Tak disangka, saat saya pulang dan melewati SoeHat- M.T Haryono – Gajayana yang  macetnya naudzubillah, saya mulai merasa pusing, disorientasi (halah), dan mual. Bahkan sesampainya di kostan saya langsung tergeletak tak berdaya. Satu jam kemudian akhirnya saya bisa lari-lari lagi, tapi larinya ke kamar mandi, trus muntah-muntah L.  Teman-teman saya yang watir menawarkan diri untuk membelikan air kelapa, tapi saya tolak karena sok tidak mau merepotkan, apalagi saat itu sudah malam. Yah, sulit untuk mengakuinya, ini ga keren sama sekali tapi saya tumbang, keracunan makanan oleh siomay.

Esok paginya, saya masih tergolek di kasur, lemes dan lapar, setelah malemnya muntah-muntah sampai tengah malam, tetapi hari ini ada 2 agenda penting (sebenarnya 3, tapi yang satu saya tinggalkan karena waktunya benar-benar beririsan dan lokasinya berjauhan). Merasa harus bangun akhirnya saya nelpon ibu dan menceritakan keadaan saya. Yah, emak-emak itu emang ruarrr biasa yah… selalu tau apa yang harus dilakukan dalam keadaan kritis.

Minum susu putih. Harusnya itu yang pertama saya lakukan sejak semalem untuk pertolongan pertama… ibu saya pun udah ngomel-ngomel karena saya baru bilang. Yah, my fool, mak… L Akhirnya subuh itu makan sereal+susu putih kental+pisang. Trus paginya langsung ke InBis UB. Masih pusing dan lemes sebenarnya, tapi pagi itu saya dapat amanah untuk jadi peraga tutorial khimar syar’i dan jaga stand jilbab wear , jadi ga bisa saya tinggal. Langsung gelar lapak dagangan. Trus nunggu giliran tampil setelah ust. Felix Siaw dan Mbak Peggy Melati Sukma.

Jam 13.30 langsung meluncur ke sekretariat buat syuro, pulangnya baru beli degan. Malemnya saya memutuskan untuk tidur lebih awal karena masih lemes. Tapi belum lama tidur, saya dikagetkan oleh temen-temen kostan yang teriak-teriak dan nggedor-nggedor pintu kamar. Rupanya, di sebelah kamar saya ada yang kerasukan. Ehem, ini pertama kalinya kejadian di kostan saya dan anehnya, yang kerasukan pun bukan anak kostan saya, melainkan saudara temen saya yang kebetulan sedang nginap disitu. 

Kampretnya teman-teman yang lain ga ada sama sekali yang berani,  akhirnya saya dan saudaranya itu yang mencoba ‘ngajak ngobrol’ si mbaknya. Awalnya saya ambil Quran sambil baca ayat Qursiy, trus saya pegangkan ke kedua tangannya, tapi tangannya sudah terlanjur kaku dan dia mulai teriak-teriak. Matanya nyalang. Saya coba berkompromi, saya akan berhenti baca ayat Qursiy kalo dia pergi, tapi dia nolak. Lalu dia mulai nunjuk-nunjuk kami dan teriak “panas, panas…pergi, pergi!!” dengan suara tinggi. Sialnya, saudaranya itu gentar dan ikut kabur keluar kostan, tinggallah saya sendiri.
Iya, gila mereka itu… 

Saya sendiri sadar, saya ga bisa gitu aja nyuruh ‘dia’ pergi apalagi dengan keadaan jasadiyah dan ruhiyah saya yang sedang ngedrop. Gimana kalo ‘dia’ tiba-tiba marah dan nyekik atau melukai saya? Nah, sebenarnya saya tau saya ga boleh ninggalin orang yang kerasukan sendirian, tapi ini gimana saya juga ditinggal sendirian…

Akhirnya saya ikut keluar kostan dan nunggu bantuan dari tetangga sekitar. Akhirnya ada ustad dari pondok deket kostan yang mau nolongin dan berhasil ngusir si ‘mbak’ keluar. Yah, bisa dibayangin sampai hari ini keadaan kostan masih belum stabil. Temen-temen yang lain masih minta dianter ke kamar mandi dan ga berani tidur sendiri di kamar masing-masing. Jadilah kami tidur beramai-ramai di ruang teve. Saatnya kembali mengeluarkan sleeping bag, yeaaah… 


n.b.:
saya merasa bodoh di beberapa adegan, misalnya saat saya tidak bersegera mencari penawar saat keracunan makanan, memaksakan diri berkegiatan saat tubuh lemas dan sakit, serta sok berani mengahadapi orang yang kerasukan sendirian. Er, yah… my fool, don’t try it ya L


0 komentar:

Posting Komentar