Tepat setelah shalat Maghrib saya berangkat ke Skodam Tugu, sendiri. Malam minggu ini masih gerimis, titik-titik hujan yang jatuh bisa membuat jacket yang saya pakai kuyup juga sesampainya di sana. Well, berbeda seperti bookfair yang biasa, bookfair kali ini hanya menampilkan buku dari sedikit penerbit, diantaranya InDiva, Kompas, dan Gramedia sebagai penyelenggara utamanya. Banyak buku dan komik yang menggiurkan, salah satunya Ekspedisi Cincin Api. Laaaah... ini buku udah kaya' ensiklopedi, keren banget. Sayang mahal :(
Ok, tapi sebenarnya tujuan saya datang ke bookfair menembus gelap dan hujan ini adalah untuk mengikuti talkshow dengan mas Agustinus Wibowo, the author of Selimut Debu, Garis Batas, dan Titik Nol. Well, he's a traveller... that's why I'm so excited :')
Sekitar jam 19.00 talkshow dimulai. Awalnya cuma ada 2 MC di panggung lalu diputarlah trailer yang berisi foto-foto jepretan mas Agustinus Wibowo, saya sampai melongo dibuatnya. Itu asli keren bangeeeet... dan kata-kata penyandingnya pun pas banget, kena banget apa arti perjalanan sebenarnya.
Lalu, setelah trailer selesai, si MC manggil mas Agustinus Wibowo, dan yang bergerak maju adalah mas-mas berkemeja hitam dengan aksen batik yang duduk di sebelah saya. Omaigaaaaaad.... itu tadi yang duduk samping kiri saya mas Agustinus Wibowo gitu?? Astaga, saya sering melihat wajahnya, tapi saya benar-benar ga menyangka kalo beliau bakal maju dari kursi penonton, bukan dari belakang panggung seperti dugaan saya.
Dan butuh 10 menit mendengarkan bincang-bincang dengan MC saja saya bisa tau kalo mas Agustinus ini orangnya rendah hati dan santun sekali, pemilihan kata-katanya enak, tanpa ada nada untuk menyombongkan diri.
Mas Agustinus Wibowo memulai perjalanannya saat selesai kuliah di Beijing, China. Beliau memilih perjalanan darat dengan tujuan negara-negara -istan (Afganistan, Uzbekistan, Tajikistan, Pakistan, dll). Kenapa perjalanan darat? Kenapa ke negara-negara Asia yang rawan perang, bukan ke Eropa yang bak surga? Biaya, brooo... masalah klasik, biaya. Mas Agustinus saat itu hanya mempunyai uang 20 juta rupiah di koceknya dan perjalanan dengan jalur darat ke negara-negara tersebut memang lebih murah biayanya. Beliau sempat tinggal 3 tahun di Afganistan sebagai wartawan perang, dan disitu beliau benar-benar merasakan keramahan orang-orang di sana.
Dalam talkshow tersebut saya juga sempat bertanya tentang beberapa hal;
1. tentang bedanya 'the real traveller' dengan (meminjam istilahnya mas Agustinus sendiri) 'pencari eksotisme',
2. suku Pushtun yang sempat heboh belakangan ini akibat isu-isu yang beredar lalu sempat ditweetkan oleh mas Agustinus, dan
3. rencana ke depan mas Agustinus setelah menikah, kali saja beliau ada rencana untuk melakukan couple traveller seperti mbak Dina dan Ryan @DuaRansel :P
Akhirnya seluruh pertanyaan saya itu dijawab lengkap tuntas oleh mas Agustinus. Sangat memuaskan dibalut kalimat yang santun dan penjelasan yang tidak menjemukan.
Dan saya pun dapat sebuah bingkisan berbentuk buku karena sudah bertanya, tapi yakin banget dah saya ini bukunya bukan dari mas Agustinus Wibowo, tapi dari pihak penyelenggara... kenapa? soalnya setelah dibuka ternyata isinya adalah buku "Dahlan Iskan Sang Pendobrak". Liat deh... nyambung di bagian mananya cobaaaaa??
Tapi, tetep dah bersyukur dapat buku gratis. Alhamdu.... lillaaaah :D
Beberapa tahun tinggal di negara-negara Islam membuat mas Agustinus Wibowo juga ikut menghormati para muslimah, buktinya saat saya bertanya soal suku Pushtun itu, mas Agustinus paham bahwa kaum tersebut sangat menjaga wanitanya sehingga hendak mengambil gambarnya saja harus meminta ijin kepada keluarganya dulu.
Saat memberikan bingkisan buku ke saya juga kemarin mas Agustinus tidak menjulurkan tangannya mengajak saya bersalaman, melainkan langsung mengatupkan kedua tangannya di depan dada. Dan mendapat perlakuan seperti ini dari lelaki non muslim tentu saja membuat saya merasa sangat dihargai :D
Over all, seperti yang sudah saya tulis dan sudah kalian baca tadi, mas Agustinus itu orangnya keren, hasil fotonya keren, bukunya keren, dan obrolannya pun keren. Kesimpulannya, mas Agustinus Wibowo itu kereeeeeen!!
Beberapa tahun tinggal di negara-negara Islam membuat mas Agustinus Wibowo juga ikut menghormati para muslimah, buktinya saat saya bertanya soal suku Pushtun itu, mas Agustinus paham bahwa kaum tersebut sangat menjaga wanitanya sehingga hendak mengambil gambarnya saja harus meminta ijin kepada keluarganya dulu.
Saat memberikan bingkisan buku ke saya juga kemarin mas Agustinus tidak menjulurkan tangannya mengajak saya bersalaman, melainkan langsung mengatupkan kedua tangannya di depan dada. Dan mendapat perlakuan seperti ini dari lelaki non muslim tentu saja membuat saya merasa sangat dihargai :D
Over all, seperti yang sudah saya tulis dan sudah kalian baca tadi, mas Agustinus itu orangnya keren, hasil fotonya keren, bukunya keren, dan obrolannya pun keren. Kesimpulannya, mas Agustinus Wibowo itu kereeeeeen!!
:D
0 komentar:
Posting Komentar