Jumat, 11 Oktober 2013

ini hanya fiksi (11)

Leave a Comment
Kau dan aku adalah orang asing awalnya. Kita saling tak tau menu makan siang favorit, bahkan secuil nama. Kau dan aku adalah orang asing di tengah deru semesta ini. Tak pernah saling kenal sebelumnya. Tak juga bertemu, apalagi saling memeluk rindu.

Matahari tetap saja terbit dan tenggelam, aku bosan dan mencari teman berkata. Suatu kali kau dan aku terjebak di tengah rintik di kota kita, aku bertanya, "saat hujan, apa yang sebaiknya dilakukan?"

Kau menoleh, memutar mata dan menyiapkan jawab.

"Aku suka menonton bulir-bulirnya menetes di jendela besar, sambil menyesap secangkir susu coklat panas. Aku suka mengeluarkan tanganku dari jendela bis untuk menangkap tetesnya. Aku juga suka berdiri diam di tengah hujan, membayangkan bumi tengah diguyur penyiram bunga raksasa. Tapi yang paling aku suka adalah melantunkan bait-bait doa, yang akan melaju ke langit bersama doamu, lalu seperti hari ini, kita bertemu."

Aku menunduk, malu merona merah beranakpinak di pipiku. Kau juga diam. Kita kikuk dalam rasa.

Hujan reda. Aku pamit mengatur langkah. Lalu kita menjadi orang asing dalam kehidupan masing-masing. Jalan masih panjang, dan mungkin, di ujung sana kita akan jumpa lagi.





0 komentar:

Posting Komentar