Rabu, 12 Juni 2013

ketika... (sebuah Kontemplasi)

Leave a Comment
Beberapa lama menjalani kehidupan yang serba enak membawa kekhawatiranku pada mental sulit susah yang mungkin tengah aku rasakan saat ini..
Mungkin alam lah yang senantiasa bisa menyeimbangkannya..

Jika mau merenung sebentar, teringat kedua orangtua yang setengah mati mencari uang di puluhan ribu kilometer disana. Dan dengan satu kali telepon bilang perlu beli gadget terbaru, aku mendapatkannya.

Dulu dibelikan nasi goreng dan martabak pinggir jalan saja rasanya sudah sangat mewah. Saat ini jamuan hidangan makanan mahal mulai terbiasa memenuhi mulut ini.

ketika makan makanan mahal tak lagi terasa lezat.

ketika berdoa di sepertiga malam tak lagi terasa khusyuk.

ketika ifthar tak lagi terasa nikmat.

ketika mengeluarkan uang dengan jumlah tak wajar untuk sekedar merk tak terasa sayang.

ketika merasa tak sempat lagi mendoakan orangtua dan kawan.

 aku bertanya-tanya, kenapa aku ini?

mungkin karena makanan mahal sudah jadi langganan perut.

mungkin karena di sepertiga malam aku lebih sering terlelap.

mungkin karena aku tak tahan menahan nafsu saat shaum.

mungkin karena aku sering berbangga dengan apa yang nampak di luar.

mungkin karena aku lupa siapa yang tak pernah berhenti mendoakanku.

Aku ingin kembali. Hidup sederhana lagi..
Mengajarkan anakku akan kesederhanaan..

Dan tumbuh dalam kondisi mengerti keadaan mayoritas kehidupan masyarakat indonesia..
Ya Allah...perkenankan pikiranku tetap melangit namun jaga hatiku agar terus membumi..


0 komentar:

Posting Komentar