Minggu, 28 April 2013

kangen

Leave a Comment
Sering seperti ini. Tiba-tiba kangen pada laut dan segala elemennya. Pantai, pasir, airnya yang asin seperti rasa sup ibu-ibu muda yang baru belajar masak, nyiur kelapa yang melenggang di tiup angin, sampai kerang yang berjalan pelan dan pemalu.

Sering seperti ini. Tiba-tiba kangen pada gunung dan segala elemennya. Pohon, bunga dan hewan liar, jalan setapak yang mendaki, sampai puncak yang menggagahkan diri di ujung perjalanan.

Kenapa aku begitu mencintai keduanya, langit dan gunung tidak seperti mencintai mall, jalan raya, atau salon kecantikan di pusat kota?
Langit.
Langit yang mereka suguhkan.
Aku adalah penggemar berat langit. Memandang hamparan langit biru yang luas bagiku bisa adalah salah satu pintu kebahagiaan.

Karena pada langit, aku sadar bahwa mega masalah yang menghimpit hari-hariku hanya menjadi nano molekul di comullus nimbus, siap digelontorkan menjadi butiran hujan.
Karena pada langit, aku menjadi penguasa menyeru pada awan-awan putih menjadi segala yang aku mau.
Karena pada langit, aku ditawarkan kebebasan, lepas memandang sampai di titik batas di horizon yang tak ku tau berapa jaraknya.
Karena pada langit, aku mengirimkan paket-paket kecil doa pada Dia di atas singgasanaNya.

Hmm... ingin kembali menyandang carrier, bertopi rimba, dan melangkahkan kaki.
Kau mau berjalan bersamaku?


sebuah sore yang dirindukan,
Malang, 28 April 2013

0 komentar:

Posting Komentar