Senin, 15 April 2013

Fastabiqul Khoirots

Leave a Comment
Malang, 12 April 2013
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang…


Jumat. Friday, but for me it’s not a freeday. Pagi-pagi buta sudah dijarkom syuro tim sekolah oleh Firda, akhirnya jam 9.30 sudah mendarat cerlang cemerlang di gazebo bunderan UB. Berempat ngomongin progress dan kelanjutan dakwah di SMK N 11 Malang, tempat kami diamanahi.



Rencananya setelah syuro’ mau langsung ke sekolah untuk ngisi keputrian rutin, ternyata adik-adik sudah pulang karena guru-gurunya rapat persiapan pembagian rapor dan UN.  Jadilah saya memutuskan ke Islamic Book Fair di Skodam untuk menukar nota belanja dengan kupon dan ngeliat jadwal manggung Edcoustic. Sampai sana pas jam jumatan… jadi pengunjungnya ibu-ibu dan akhwat semua, seru! Hahaa :D
Akhirnya nukar kupon, liat jadwal Edcoustic yang ternyata manggung pas penutupan, malam jam 7-9, dan beli 2 pasang kaos kaki, karena belakangan ini sering hujan dan butuh pasokan kaos kaki berlebih #infoPenting 

Jam 15.30 sudah meluncur ke sekre untuk halaqoh. Katanya halaqoh saya pekan ini diisi oleh MR tamu karena MR saya sedang berhalangan hadir. Jeng, jeng, jeng... telat 10 menit, pas masuk ruang Khansa, ternyata udah ada teman-teman melingkar yang lain, dan MR tamunya adalah mbak Ratna Mufidah (IlKom 06 UB).

Subhanallah... mbak Ratna kan seminggu (20/04) lagi nikah , tapi masih mau diminta ngisi di halaqoh saya. Materi yang dibawakan mbak Ratna saat itu adalah tentang Fastabiqul Khoirots (berlomba-lomba dalam kebaikan).
Dibuka dengan kisah seorang anak yang mengikuti lomba balap mobil dengan mobilnya yang sederhana, sedang seluruh lawannya menggunakan mobil-mobil yang lebih bagus dan canggih. Sebelum lomba dimulai, anak tersebut komat-kamit menggumamkan doa. Salah seorang peserta lain bertanya, "Kau berdoa untuk menang? hah... mana mungkin dengan mobil seperti itu kau akan menang." 
Anak tersebut menjawab, "Aku tidak berdoa agar menang, aku berdoa agar aku tidak menangis jika aku kalah."

Subhanallah... sadar ga sih jika dibalik kemenangan kita atas dunia pasti ada hati orang lain yang sedih atau kecewa karena tidak menang.  Itu kalau kita berlomba-lomba dalam urusan duniawi, tapi bagaimana kalau berlomba-lomba dalam urusan akhirat atau kebaikan?  Beda tentu, karena yang kita harapkan adalah ridho Allah, bukan dunia.

Di dunia ini ada 3 golongan manusia, yaitu:
1. Manusia yang berlomba-lomba dalam kebaikan
2. Manusia yang biasa-biasa saja, tidak bersegera dan tidak pula meninggalkan kebaikan
3. Manusia yang mendzalimi diri sendiri
Tentu saja golongan yang paling baik adalah golongan pertama, orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan. 
Seperti dalam surah al-Mu'minun ayat 57-61, (coba deh cek sendiri) :P

Kemudian diingatkan kembali kalau apa-apa yang telah dititipkan kepada kita suatu hari akan diminta pertanggungjawabannya, termasuk tubuh kita ini.
Kemana sajakah kaki ini melangkah, 
berbuat apa sajakah tangan ini, 
mulut ini, apa saja yang telah dia ucapkan,
pemandangan apa saja yang terlihat oleh mata..
dan sebagainya, termasuk laptop, motor, uang, dan lain-lain.

Jadi ingat, dulu waktu saya mengajukan proposal permintaan motor, alasannya adalah karena saat itu saya sudah mulai diamanahi tanggungjawab sebagai mentor yang harus bisa kesana-kemari dan untuk memudahkan mobilitas sehari-hari intinya. Alhamdulillah diterima :)
Jadi merasa bersalah sama orangtua yang sudah mempercayakan dan Allah tentu saja yang telah menitipkan motor ini kalau saya cuma pakai untuk jalan-jalan, bukan untuk mobilitas dakwah, bukan untuk syuro', bukan untuk menolong orang lain... karena setiap putaran rodanya tentu akan meminta pertanggungjawaban kelak.


Dan jujur saja, materi ini mak jleb sekali rasanya.. karena waktu itu saya sedang futur, dan bisa jadi futur berkepanjangan, aarrggghhhhh.... :( dengan target amal yaumi yang serasa makin berat, hafalan yang ga nambah-nambah, dan beberapa amanah yang mulai saya alihkan. Astaghfirullah..
Sebenarnya saya sadar, saya sering gemes kalo saat murajaah dan mutabaah amal yaumi ada kawan lain yang hafalannya lebih banyak atau shalat malam-nya yang lebih rutin dari saya. Sedih sekali... T.T

Oiya, selanjutnya acara baca-baca surat cinta dari kawan se-halaqoh saya... subhanallah... semoga saya bisa menjadi sebaik yang mereka tulis,



hahaa... ada juga lho yang nulis kaya' gini:




Yosh! Mari berbenah diri, tsumma fastabiqul khoirots...
Hammasah :D

0 komentar:

Posting Komentar