Jumat, 27 Januari 2012

Aku Ingin Dicintai Karena Allah

Leave a Comment
“Jika kau mencintaiku kerana sifatku yang ceria
Menjadi semangat yang menyala di dalam hati mu
Kemudian aku bertanya
Bila keceriaan itu kelam dirundung duka
Seberapa muram cintamu kan ada?

Jika kau mencintaiku karena kecantikanku
Menyejukkan setiap mata yang memandangnya
Kemudian aku bertanya
Saat kecantikan itu memudar ditempuh usia
Seberapa pudarkah kelak cintamu padaku?

Jika kau mencintaiku karena ramah hatiku
Memberi kehangatan dalam setiap sapaanmu
Kemudian aku bertanya
Kiranya keramahan itu tertutup kabut prasangka
Seberapa mampu cintamu memendam praduga?

Jika kau mencintaiku karena cerdasnya diriku
Membuatmu yakin pada putusanku
Kemudian aku bertanya
Ketika kecerdasan itu berangsur hilang menua
Seberapa bijak cintamu tuk tetap mengharapku?

Jika kau mencintaiku karena kemandirian yang ku miliki
Menyematkan rasa bangga mu yang mengenalku
Kemudian aku bertanya
Jika di tengah itu rasa manjaku tiba menyeruak
Seberapa tangguh cintamu tuk tetap bersamaku?

Jika kau mencintaiku karena tegarnya sikapku
Menambatkan rasa kagum pada kokohnya pertahananmu
Kemudian aku bertanya
Andai ketegaran itu rapuh diterpa badai
Seberapa kuat cintamu bertahan?

Jika kau mencintaiku karena pengertian yang ku berikan
Menumbuhkan ketenangan karena kepercayaan yang ku tanam
Kemudian aku bertanya
Kelak pengertian itu tertelan oleh ego sesaat
Seberapa kau mampu mengerti cinta ini?

Jika kau mencintaiku karena luasnya danau kesabaranku
Menambah dalamnya rasa cinta semakin kau mengenalku
Kemudian aku bertanya
Mungkin kesabaran itu mencapai batas membendung kesalahanku
Seberapa besar cinta mampu memaafkan?

Jika kau mencintaiku karena keteguhan imanku
Bagai siradj yang benderang mengantarkan cahaya
Kemudian aku bertanya
Kala iman itu jatuh menurun
Seberapa berkurang akhirnya cintamu padaku?

Jika kau mencintaiku karena
Ku yang tlah kau pilih sebagai cinta yang kan kau pegang sepanjang hayat
Kemudian aku bertanya
Pun hati ini tergoncang
Seberapa mantap cinta ini tuk tetap setia?

Andai sejuta alasan tak cukup
Untuk membuat cinta ini tetap bersama diriku
Maka biar kupinta satu alasan tuk menjaga cinta ini….
Aku ingin kau cintai karena Allah..
Karena Dia kan selalu ada tuk menjaga
Maka cintaku kan tetap utuh dan setia
Hingga kelak, ku tak mampu lagi mencintaimu
Karena cintaku berpulang pada-Nya..”

  (via http://zafiruddin.blogspot.com)
Read More...

Minggu, 22 Januari 2012

Kultwit Khusyu' oleh @TeladanRasul

Leave a Comment
1)Persiapkan diri untuk sholat.Mendengarkan adzan dan mengikutinya, berdoa adzan, memperbaiki wudlu,berdoa wudlu
2). Thuma'ninah: yaitu berhenti sejenak pada setiap rukun-rukun sholat
3). Ingat kematian saat sholat.
4). Tadabbur (menghayati) ayat-ayat Quran yg dibaca saat sholat,begitu juga dzikir-dzikir dan bacaan sholat lainnya
5). Membaca ayat satu-satu.Ini juga mengantarkan kepada karena mengantarkan kpd pamahaman dan penghayatan
6). Memperindah bacaan Quran dan tartil dapat mengantarkan kepada kekhusyu'an.
7). Beranggapan bahwa saat sholat ia sedang menghadap kepada Allah
8). Memperhatikan pembatas depan sholat.Sebaiknya ketika sholat menghadap pembatas depan,sptdinding /pembatas yg polos
9).Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada.Imam Ahmad:tujuannya adalah agar kita menundukkan diri dihdpn Allah dgn
10). Mengarahkan pandangan mata pada tempat sujud.
11). Disunnahkan membaca ta'awwudz ketika merasakan ada gangguan konsentrasi dalam sholat
12). Bacalah cerita orang solih terdahulu bagaimana mereka berkhusyu' dalam sholatnya.
13). Berdoa dalam sholat,khususnya saat sujud.
14). Membersihkan tempat sholat dari hal-hal yg mengganggu konsentrasi seperti gambar-gambar&ornamen penggangu
15. Hindari menahan buang air besar, kecil dan angin. Hindari juga shalat saat sedang sangat mengantuk
16.Hindari sholat di tempat yang kurang rata atau kuarng bersih karena itu akan menganggu konsentrasi saat sujud.
17. Jangan tengak-tengok saat sholat atau menghadap ke atas saat shalat


Read More...

Sabtu, 21 Januari 2012

walimah...

Leave a Comment
besok murobbi saya nikaaaahh…
ahahahaaa :D senang sekali lah saya (tapi rada khawatir juga, gimana kalo setelah menikah, kelompok liqo’ saya dipindah ke murobbi lain??)

beberapa kali ikut syuro’ panitia nikahan, barulah saya tau kalo melaksanakan akad dan walimah itu banyak yang harus diurus, banyak yang harus disamakan persepsinya..
sebut saja, kita hendak melaksanakan walimah islami, tapi beberapa perbedaan dalam prosesi dan kebiasaan, misalnya tempat duduk undangan pria dan wanita dipisah, ga pake musik dangdutan, ga pake pawang hujan, ga pake foto prewed…mungkin akan banyak dari keluarga besar yang bertanya-tanya dan khawatir hal-hal tersebut akan menjadi pembicaraan di masyarakat karena dianggap tidak lazim, belum lagi masalah beberapa kebiasaan budaya daerah..
(tidak saya sertakan contohnya karena saya juga ga paham)

nah, itulah tugas kita..itu juga bagian dari dakwah.
bagaimana kita bisa menjelaskan hal-hal itu pada mereka, bagaimana kita bisa buat mereka mengerti…
bukankah Islam tidak pernah menyulitkan?
Read More...

Minggu, 15 Januari 2012

a confession: Syukur

Leave a Comment
Bismillahirrahmanirrahim...
Dengan ini ingin hamba tuliskan -yah, meski tanpa tulisan ini pun Engkau Maha Tahu apa yang tersirat dalam hati, Ya Allah- bahwa hamba telah (entah dengan apa) merasa begitu bersyukur dengan segala yang berikan pada hambaMu yang pembangkang ini.


Meski hampir setiap waktu hamba melakukan dosa, Engkau tetap begitu sayang pada hamba. Bila hamba coba tuliskan setiap nikmat yang Kau beri, tentulah seluruh tetes air lautan tak akan cukup bila dijadikan tintanya dan seluruh permukaan bumi inipun tak mampu dijadikan alas penulisnya. Tapi, Engkau tahu ya Allah...Engkau tahu apa yang hamba rasakan saat ini.


Begitu panjang tahun 2011 kemarin ya Allah... dan telah Kau jadwalkan perasaan hamba ini dengan segala macam rasa. Begitu berwarna (hingga hamba lupa merah atau biru), begitu ramai dengan cinta, dan begitu banyak bertabur hikmah. Ini hambaMu yang datang, Ya Allah...dengan segala kerendahan hati, kenaifan diri, keburaman qalbu...hamba datang memohon ampunanMu.
Read More...

Kamis, 12 Januari 2012

re-install

Leave a Comment
Jadi Pemirsa sekalian...laptop saya ini baru di install ulang...dan beberapa drafts tulisan yang sudah saya persiapkan untuk di release masih tersimpan (cerobohnya) di Documents kala itu...dan kalian tentu saja tahu, konsep tulisan itu ikut terformat. Hilang. Kosong.

aaaarrrgghhh!!
Dan kalian tau? salah satu partisi harddisk saya sebesar 80 GB yang berisi data-data (cukup) penting juga hilang, ga bisa terbuka...

sudah, sudah..selesaikan saja.
maap, saya hanya sedang bingung.
terima kasih.
Read More...

Sabtu, 07 Januari 2012

Kalau Kalian Ingin Menikah

Leave a Comment
by Darwis Tere Liye on Tuesday, 3 January 2012 at 14:54

1. tdk usah buat kartu undangan muahal2, sy tahu, ini urusan sekali seumur hidup, mau yg spesial, mewah, tp buat apa? sebagian besar kartu undangan itu berakhir di kotak sampah. kecuali kalau kalian tulis di kartu undangannya: ‘please, harga kartu undangan ini rp 20.000/buah, jd angpao hadiah pernikahannya minimal 10x dr itu. jadi buatlah yg elegan tp sederhana. berkelas tp murah meriah. well, tips detail soal ini, tanya sama pak tukang bikin undangan. di jakarta, di dekat tebet sana, ada pasar yg penuh ratusan loket bikin kartu undangan, tinggal pilih.

2. tdk usah pakai musik2 yg aneh2. sy tahu, undangan nanti bengong kalau tdk ada hiburan. hanya saja, terserah, apakah kalian mau lbh ramai dihadiri penghuni langit atau penghuni bumi? musik gamelan, boleh. tradisional boleh. nasyid yg simpel boleh (karena ada juga nasyid yg kencang2, mengganggu). lagu jazz juga boleh. tp jangan pernah dangdutan, organ tunggal dgn penyanyi2 seksi—ada juga jazz dgn penyanyi berpakaian tak sopan. musik arab? jelas tdk boleh kalau pakai penari perut. ngerti kan? arab tdk otomatis islami.

3. tdk usah pakai foto pre-wedding segala. tdk usah deh. nanti sj, foto post-wedding. sebenarnya buat apa sih foto pre-wedding? sy coba buka kamus tebal, melongok buku2, website, tdk ada alasan kokoh kenapa foto pre-wed harus ada. buat kenangan? hehe, ini argumen lucu sekali—terserah deh kalau ada yg tdk ketawa dan tetap ngotot pre-wed.

4. pawang hujan. aduh, celaka urusan. seperti tdk punya Tuhan. di hari pernikahan yg mengharap berkah, kalian malah menugaskan orang komat-kamit baca mantera mengusir hujan—biar undangan bisa datang kinclong gitu. bagus betul. jika kalian membenci hujan, maka kalian membenci kitab suci—cek ayat2nya dlm kitab suci. ingatkan seluruh keluarga, jangan pernah pakai pawang hujan.

5. menyebut2 kebanggaan, gelar, peristiwa dll dalam prosesi pernikahan. ada saja pernikahan yg menghabiskan 10 menit utk membacakan CV pengantin. sy pikir tdk perlu, karena itu tdk ada relevansinya dgn akan selanggeng apa pernikahan kita.

6. terakhir, tentu sj, jangan bermewah2. sy tahu, pernikahan itu milik keluarga. ada keinginan orang tua, ada ambisi orang tua. tp berusahalah utk di-rem. karena eh karena, yg paling penting dr sebuah pernikahan adalah pengharapan. apa itu pengharapan? doa. doa2 yg dipanjatkan. ketika doa itu berpilin ke atas, menyatu, maka semoga berbuah keluarga yg baik2, keturunan yg baik2. please deh ah, kalau nikahnya sj sdh mewah2, hasil korupsi pula—atau uang tdk jelas, bagaimanalah akan melahirkan generasi berikutnya yg baik?


nah, silahkan. mau dituruti atau tdk sarannya. bebas.
Read More...

Sabtu, 31 Desember 2011

Mana Mungkin Aku Setia

Leave a Comment
Mana Mungkin Aku Setia… (B.J. Habibie for Ainun Habibie)

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang. Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada.

“Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.”

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan, Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada. Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, Selamat jalan, calon bidadari surgaku….

saya ingin bisa seperti Ibu Ainun Habibie... menjadikan suami saya kekasih yang baik serta mengajarkannya tentang cinta dan kesetiaan. aamiin.
Read More...

Dimana Rumahmu, Nak??

Leave a Comment
Orang bilang anakku seorang aktivis. Kata mereka namanya tersohor dikampusnya sana . Orang bilang anakku seorang aktivis.Dengan segudang kesibukan yang disebutnya amanah umat . Orang bilang anakku seorang aktivis .Tapi bolehkah aku sampaikan padamu nak ? Ibu bilang engkau hanya seorang putra kecil ibu yang lugu.
Anakku,sejak mereka bilang engkau seorang aktivis ibu kembali mematut diri menjadi ibu seorang aktivis .Dengan segala kesibukkanmu,ibu berusaha mengerti betapa engkau ingin agar waktumu terisi dengan segala yang bermanfaat.Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan waktu dengan ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia nak ? Sungguh setengah dari umur ibu telah ibu habiskan untuk membesarkan dan menghabiskan waktu bersamamu nak,tanpa pernah ibu berfikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia.

Anakku,kita memang berada disatu atap nak,di atap yang sama saat dulu engkau bermanja dengan ibumu ini .Tapi kini dimanakah rumahmu nak?ibu tak lagi melihat jiwamu di rumah ini .Sepanjang hari ibu tunggu kehadiranmu dirumah,dengan penuh doa agar Allah senantiasa menjagamu .Larut malam engkau kembali dengan wajah kusut.Mungkin tawamu telah habis hari ini,tapi ibu berharap engkau sudi mengukir senyum untuk ibu yang begitu merindukanmu . Ah,lagi-lagi ibu terpaksa harus mengerti,bahwa engkau begitu lelah dengan segala aktivitasmu hingga tak mampu lagi tersenyum untuk ibu . Atau jangankan untuk tersenyum,sekedar untuk mengalihkan pandangan pada ibumu saja engkau engkau,katamu engkau sedang sibuk mengejar deadline. Padahal,andai kau tahu nak,ibu ingin sekali mendengar segala kegiatanmu hari ini,memastikan engkau baik-baik saja,memberi sedikit nasehat yang ibu yakin engkau pasti lebih tahu.Ibu memang bukan aktivis sekaliber engkau nak,tapi bukankah aku ini ibumu ? yang 9 bulan waktumu engkau habiskan didalam rahimku..

Anakku, ibu mendengar engkau sedang begitu sibuk nak. Nampaknya engkau begitu mengkhawatirkan nasib organisasimu,engkau mengatur segala strategi untuk mengkader anggotamu . Engkau nampak amat peduli dengan semua itu,ibu bangga padamu .Namun,sebagian hati ibu mulai bertanya nak,kapan terakhir engkau menanyakan kabar ibumu ini nak ? Apakah engkau mengkhawatirkan ibu seperti engkau mengkhawatirkan keberhasilan acaramu ? kapan terakhir engkau menanyakan keadaan adik-adikmu nak ? Apakah adik-adikmu ini tidak lebih penting dari anggota organisasimu nak ?

Anakku,ibu sungguh sedih mendengar ucapanmu.Saat engkau merasa sangat tidak produktif ketika harus menghabiskan waktu dengan keluargamu . Memang nak,menghabiskan waktu dengan keluargamu tak akan menyelesaikan tumpukan tugas yang harus kau buat,tak juga menyelesaikan berbagai amanah yang harus kau lakukan .Tapi bukankah keluargamu ini adalah tugasmu juga nak?bukankah keluargamu ini adalah amanahmu yang juga harus kau jaga nak?
Anakku,ibu mencoba membuka buku agendamu .Buku agenda sang aktivis.Jadwalmu begitu padat nak,ada rapat disana sini,ada jadwal mengkaji,ada jadwal bertemu dengan tokoh-tokoh penting.Ibu membuka lembar demi lembarnya,disana ada sekumpulan agendamu,ada sekumpulan mimpi dan harapanmu.Ibu membuka lagi lembar demi lembarnya,masih saja ibu berharap bahwa nama ibu ada disana.Ternyata memang tak ada nak,tak ada agenda untuk bersama ibumu yang renta ini.Tak ada cita-cita untuk ibumu ini . Padahal nak,andai engkau tahu sejak kau ada dirahim ibu tak ada cita dan agenda yang lebih penting untuk ibu selain cita dan agenda untukmu,putra kecilku..

Kalau boleh ibu meminjam bahasa mereka,mereka bilang engkau seorang organisatoris yang profesional.Boleh ibu bertanya nak,dimana profesionalitasmu untuk ibu ?dimana profesionalitasmu untuk keluarga ? Dimana engkau letakkan keluargamu dalam skala prioritas yang kau buat ? Ah,waktumu terlalu mahal nak.Sampai-sampai ibu tak lagi mampu untuk membeli waktumu agar engkau bisa bersama ibu..

Setiap pertemuan pasti akan menemukan akhirnya. Pun pertemuan dengan orang tercinta,ibu,ayah,kaka dan adik . Akhirnya tak mundur sedetik tak maju sedetik .Dan hingga saat itu datang,jangan sampai yang tersisa hanyalah penyesalan.Tentang rasa cinta untuk mereka yang juga masih malu tuk diucapkan .Tentang rindu kebersamaan yang terlambat teruntai. Untuk mereka yang kasih sayangnya tak kan pernah putus,untuk mereka sang penopang semangat juang ini . Saksikanlah,bahwa tak ada yang lebih berarti dari ridhamu atas segala aktivitas yang kita lakukan.Karena tanpa ridhamu,Mustahil kuperoleh ridhaNya..

(share dari seorang teman)via Tumblr
Read More...

manusia

Leave a Comment
mereka tak mau tau sekuat apa kau telah berusaha atau seberapa banyak yang telah kau kau korbankan.
juga sesesak apa yang kau rasakan dalam dada..

mereka hanya butuh hasil yang bisa dimanfaatkan, karena itulah mereka manusia.


dan kau tahu? kembali air itu tumpah tak pada musimnya..



saat saya belajar jadi EO dadakan.
Read More...

Senin, 12 Desember 2011

Emang Akhwat Bisa Jatuh Cinta?!

Leave a Comment

Wah, ngomongin tentang cinta. Akhwat?! Jatuh cinta?! Emang bisa?! Woi, woi, akhwat juga manusia, akhwat juga bisa jatuh cinta, seakhwatnya akhwat juga punya rasa cinta, benci, suka, dll. Nih, salah satu contoh percakapan dua orang akhwat: 
Nayla: “ras, mau nanya donk!” 
Laras: “nanya apa?!“ 
Nayla: “tapi, kamu jawab yang jujur ya!” 
Laras: “iya, emang apa?” 
Nayla: “kamu pernah jatuh cinta ga?” 
Laras terdiam cukup lama. Sambil berjalan di gang yang tak begitu lebar, Laras menanyakan pada dirinya sendiri: ”Pernahkah aku jatuh cinta?” 
Nayla yang berjalan di depan Laras memperlambat langkah agar mereka bisa berjalan sejajar dan Nayla menunggu jawaban dari Laras. 
Laras: “iya, pasti-lah pernah!” (bohong, jika ada yang mengatakan tidak pernah jatuh cinta, pikir Laras) 
Nayla: “sama ikhwan?! Baru-baru ini?! (Nayla hanya memastikan bahwa sahabatnya itu pernah jatuh cinta dengan ikhwan; akhwat jatuh cinta sama ikhwan!) 
Laras: “emmm, mungkin lebih tepatnya kagum! Ya, kagum! Hanya sebatas itu.” (Laras mengoreksi jawabannya. Laras pikir selama ini rasa itu hanya sebatas rasa kagum, gak lebih) 
Nayla: “yup! Lebih tepatnya kagum! Aku kira orang kayak kamu gak bisa jatuh cinta!” 
Laras: “loh, kenapa kamu mikir kayak gitu?!” 
Nayla: “ya, akhwat kayak kamu itu kayaknya gak mungkin punya perasaan apa-apa sama ikhwan, gak mungkin jatuh cinta. Kamu itu kalem, pendiem, berwibawa banget. Ya gak mungkin-lah.” 
Laras: “Tapi, nyatanya, aku bisa kagum juga kan sama ikhwan?! Itu mah fitrah kali!” 

Yup! Yang namanya kagum, apalagi kagum antar lawan jenis, hal itu mah wajar-wajar aja. Yang gak wajar itu, kalo rasa kagum yang ada pada diri kita malah membuat kita melakukan hal-hal yang gak sepantasnya dilakukan (apaan tuh?!), apalagi oleh ikhwan akhwat loh. Berat euy sandangan ikhwan akhwat itu. Yang ada di pikiran kebanyakan orang nih, yang namanya ikhwan akhwat itu gak nganut yang namanya pacaran. Ikhwan akhwat lebih nganut system ta’aruf sebelum nikah. Gaya pacaran ikhwan akhwat, ya setelah mereka nikah nanti. Nih, bukti kalo orang umumnya udah nganggap ikhwan akhwat gak nganut system pacaran. Di sela-sela praktikum ada sebuah kelompok yang isinya perempuan semuanya bahkan asisten laboratoriumnya (aslab) juga perempuan. Saat menunggu campuran di refluks, yang namanya perempuan kalo lagi gak ada kerjaan pasti ngobrol-ngobrol. Nah, di saat-saat menunggu itulah, terjadi sebuah obrolan di antara kelompok itu bersama aslab-nya. Dan yang diomongin sama perempuan ya gak jauh dari laki-laki. Mereka membicarakan tentang pacar mereka satu persatu. Di kelompok tersebut ada seorang akhwat. Nah, ketika semuanya telah bergiliran menceritakan tentang pacarnya, tinggal si akhwat inilah yang belum bercerita. Kemudian akhwat ini bertanya: “Kok pada gak nanyain aku sih?”, dengan gaya sok lugunya. Sang aslab-pun langsung spontan menjawab: “kalo kamu mah gak usah ditanyain, nanti juga tiba-tiba undangan nyampe di tanganku.” 

Ya, itulah pandangan orang pada umumnya tentang ikhwan akhwat yang gak nganut system pacaran. Lantas, bagaimana sebenarnya kondisi interaksi ikhwan akhwat itu sendiri?! Apakah seperti yang di duga kebanyakan orang pada umumnya?! Akankah interaksi yang dilihat selama ini di luaran sama seperti yang aslinya?! Banyak orang yang memperhatikan bahwa ikhwan akhwat itu sangat menjaga dalam berinteraksi. Namun terkadang, ikhwan akhwat juga bisa khilaf. Loh kok khilaf?! Maksudnya apa?! Ada hal-hal yang terkadang sulit dilakukan ikhwan akhwat untuk menjaga interaksi itu. Misalnya nih, pada saat praktikum, akan banyak kemungkinan bagi ikhwan akhwat untuk bersentuhan. Eits, bersentuhan di sini bukan karena di sengaja loh, tapi memang kondisi praktikum yang membuatnya bisa seperti itu. Interaksi seperti ini mungkin masih bisa diwajarkan jika memang tidak bisa dihindari lagi. Tapi kalo masih bisa dihindari, ya di minimalisir. Ada lagi misalnya, ketika ikhwan akhwat berkecimpung di sebuah organisasi. Entah itu organisasi seperti BEM atau Mushalla sekalipun. Adakalanya ketika berinteraksi di BEM misalnya, terkadang sulit untuk menundukkan pandangan atau tidak bercanda secara berlebihan. Hal ini mungkin masih bisa dimaklumi karena kondisinya yang cukup heterogen. Kalo kata seseorang: “ya, jangan kaku-kaku amat!” Tapi, kalo kondisinya lebih banyak orang yang paham akan batasan interaksi, apakah itu diwajarkan?! Dijawab sendiri ya sama diri masing-masing. Namun akhirnya bukan pembenaran yang muncul dengan kondisi seperti itu. Ikhwan akhwat tetap harus menjaga interaksi. Atau kalaupun akhirnya memang tidak bisa dihindari untuk ‘mencair’, ya sudah lakukanlah interaksi itu sewajarnya. Ikhwan akhwat aktivis dakwah biasanya punya system pengentalan tersendiri. Tiap orang punya cara yang berbeda untuk ‘mengentalkan’ dirinya kembali. Misalnya, Rama, seorang aktivis BEM, yang setiap melakukan ‘pencairan’ dan dia tersadar bahwa dirinya telah melakukan hal ‘pencairan’ tersebut, dia pun langsung ke sebuah ruangan, shalat dua rakaat. Temannya, Beno, yang melihat hal itu terus menerus heran. Kenapa heran?! Karena waktu itu bukan termasuk waktu Dhuha, lantas Rama itu shalat apa? Dengan rasa penasaran Beno pun bertanya kepada Rama yang baru selesai shalat. “Akhi, ini kan bukan waktu Dhuha, dan tempat ini juga bukan masjid, Antum shalat apa, dua rakaat? Dhuha bukan, tahiyatul masjid juga bukan.” “Akhi, sesungguhnya tadi kita telah melakukan ‘pencairan’, maka Ana melakukan pengentalan diri Ana dengan shalat sunnah dua rakaat. Agar diri ini tidak melakukan pembenaran atas apa yang barusan kita lakukan.” Ya, tiap orang punya mekanisme pengentalan tersendiri. Ibarat suatu fluida, jika dia berada di tempat yang sempit atau berada di suatu pipa yang diameternya kecil, maka untuk dapat melewati itu, dia perlu mengurangi kekentalannya, sehingga fluida itupun dapat mengalir dengan lancar. Namun jika memang fluida itu telah berada di pipa dengan diameter yang lebih besar, maka kekentalannya perlu dikembalikan seperti semula agar mengalirnya fluida itu tetap konstan seperti aliran sebelumnya. Bahkan, ikhwan akhwat yang berkecimpung di Mushalla pun tak terlepas dari hal ini. Kadang, walaupun interaksi di batasi dengan hijab pandangan, hijab hati belum tentu bisa di jamin. Ingat dulu yuk, firman Allah: 
“Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati” (QS 64:4). 
Ingat! Apa yang tersembunyi dalam hati kita, Allah juga akan mengetahuinya. Bisa saja kelihatan dari luar, interaksi ikhwan akhwat biasa-biasa saja, namun ternyata di balik hatinya atau di balik hijab itu ada ‘sesuatu’ yang aneh dengan interaksi itu. Ya, semoga kita bukan termasuk ke dalamnya. Kalaupun sudah terlanjur berbuat seperti itu maka marilah kita sama-sama mengazamkan dalam diri untuk menjaga interaksi itu. 

Ada kasus juga ikhwan yang curhat ke akhwat ataupun sebaliknya. Misalnya saling menganggap saudara sehingga dalam berinteraksi ya layaknya saudara kandung. Memang betul sih, bahwa persaudaraan yang dibangun ‘di sini’ atas dasar keimanan bukan pertalian darah. Walaupun hanya menjadikan tempat curhat dan gak lebih dari sekedar saudara, tapi sebaiknya tetap berhati-hati karena masalah hati gak ada yang tau. Tetap saja, itu bukan mahramnya kalaupun toh mau berakrab-akrab ria. Bisa aja hari ini curhat-curhatan, eh besoknya mulai timbul ‘rasa’ yang berbeda. Curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan hati, kemudian dapat menimbulkan permainan hati yang bisa menganggu dakwah. Apalagi bila yang dicurhatkan tidak ada sangkut pautnya dengan dakwah. Atau bisa saja si ikhwan menganggap si akhwat sebagai saudara biasa, tapi ternyata si akhwat malah punya pandangan yang berbeda, begitupun sebaliknya. Yang lebih parah lagi nih, kalo orang-orang yang belum paham melihat hal itu, bisa-bisa mereka jadi illfeel sama ikhwan-akhwat. Atau terkadang, orang yang sudah paham pun malah menanggap hal yang nggak-nggak terjadi di antara interaksi itu, VMJ (Virus Merah Jambu), padahal mah tuh ikhwan dan tuh akhwat gak punya perasaan apa-apa, cuma sebatas saudara atau teman biasa. Mungkin ada benarnya juga kalo kita sebaiknya menjaga interaksi dengan lawan jenis, gak hanya berlaku terhadap ikhwan akhwat aja loh. Lebih baik menjaga bukan daripada terjadi fitnah?! Kalo mau curhat, ya utamakan sesama jenis dulu. Nah, ada satu cerita yang menarik di sini. Ada ikhwan, sebut saja Hendy yang curhat ke akhwat, sebut saja Mila, melalui SMS. Mereka beraktivitas dalam satu organisasi dan keduanya bisa di bilang aktivis dakwah. Hendy: “Assalamu’alaikum. Mila, Ana merasa bersalah banget neh sama masalah yang kemarin. Itu semua gara-gara Ana. Ana tuh sampe gak bisa tidur mikirin masalah itu. Bawaannya grasak-grusuk mlulu.” Mila gak langsung membalas sms itu. Dia meng-sms Leo yang memang dekat dengan Hendy. Mila: “Assalamu’alaikum. Leo, tolong hibur Hendy ya, kayaknya dia masih kepikiran sama masalah yang kemarin.” Mila meminta Leo untuk menghibur Hendy karena Mila tau bahwa Leo adalah teman dekat Hendy dan Leo tau masalah yang Hendy hadapi. Leo: “Masalah yang mana? Ana barusan mabit bareng Hendy, tapi dia ga cerita apa-apa.” Mila: “Masalah yang itu bla, bla, bla.” Mila menjelaskan masalahnya. Leo: “Ok. Nanti Ana coba ngomong ke Hendy.” Memang begitulah seharusnya ketika ada seorang ikhwan ataupun akhwat yang curhat ke lawan jenisnya, maka tempat yang di curhatin itu seharusnya mengarahkan seseorang, ke sesama jenis, yang merupakan teman dekatnya sehingga si ikhwan ataupun akhwat bisa di tangani langsung tanpa lintas gender. Hal itu lebih menjaga bukan?! 

Ada satu cerita lagi tentang ikhwan akhwat yang jarang sekali berinteraksi, namun ternyata keduanya sepertinya ‘klop’. Mereka menyadari hal itu. Si ikhwan punya perasaan sama akhwat, begitupun sebaliknya: masing-masing saling tahu, tanpa harus di nyatakan. Waktu terus berjalan, mereka pun saling memendam perasaan itu hingga akhir bangku perkuliahan usai. Hingga akhirnya, ada yang mengkhitbah si akhwat. Si akhwat pun meminta izin kepada si ikhwan (aneh!): betapa sakit hati si ikhwan begitu mengetahui si akhwat akan di khitbah ikhwan lain. Akhirnya, akhwat itu pun tetap melangsungkan pernikahan dan membiarkan si ikhwan dalam kesakithatiannya. Duh, miris sekali ya. Padahal perasaan yang muncul di antara ikhwan akhwat itu tanpa interaksi yang intens. Ok, yang terpenting adalah kita saling menasihati dengan cara yang terbaik. Kalau ikhwan yang melampaui batas kepada akhwat, akhwatnya harus tegas, demikian pula sebaliknya. Sesama ikhwan dan sesama akhwat juga harus ada yang saling mengingatkan dengan tegas. Ingat! tegas bukan berarti harus marah-marah karena kita tentunya tahu bahwa tak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Semua manusia tak luput dari yang namanya khilaf. Jika memang mengaku bahwa kita bersaudara, maka ingatkanlah! Tegurlah! Jangan biarkan saudara kita terjerembab. Terkait dengan cinta, sekali lagi diingatkan bahwa akhwat juga bisa jatuh cinta,, ikhwan juga bisa jatuh cinta. Se-ikhwah-ikhwahnya ikhwah, mereka juga manusia yang punya rasa cinta, kagum, suka, dan benci. 

Cinta bukanlah tujuan Cinta adalah sarana untuk menggapai tujuan Jangan kau sibuk mencari definisi dan makna cinta Namun kau lalai terhadap Dzat yang menganugerahkan cinta Dzat yang menumbuhsuburkan rasa cinta Dzat yang memberikan kekuatan cinta Dzat yang paling layak dicintai Allah, Sang Pemilik Cinta Cinta memang tak kenal warna Cinta tak kenal baik buruk Cinta tak kenal rupa dan pertalian darah Memang begitulah adanya Karena yang mengenal baik buruk, warna dan rupa Adalah sang pelaku cinta yang menggunakan akal pikirannya Cinta bukanlah kata benda Cinta adalah kata kerja Cinta bukan sesuatu tanpa proses Cinta itu butuh proses Jangan mau kau terjatuh dalam cinta Namun, bangunlah cinta itu Bangunlah cinta dengan keimanan Maka kau akan mengorbankan apa saja Demi meraih keridhaan Sang Pemilik Cinta Bangunlah cinta dengan ketakwaan Maka kau tak kan gundah gulana Ketika kehilangan cinta duniawi Karna kau yakin Yang kau cari adalah cinta dan ridha Allah Bukan cinta yang sementara 

*** Semoga bermanfaat. Tulisan ini dibuat untuk mengingatkan diri sendiri yang sering lalai dalam menjaga interaksi. Entah itu di dunia nyata maupun dunia maya. Saling mengingatkan ya! *Kata ikhwan akhwat dalam tulisan ini telah mengalami penyempitan makna, lebih ke arah aktivis dakwah. 

(dari suatu note di laptop yang entah berasal dari mana)
Read More...

Seandainya Aku Bisa Memilih

Leave a Comment
Ketika ku menginjakkan kaki di sebuah peMAKAMan,
Ku merenung akan DIRI...
Bisakah aku MEMILIH?
Ku ingin saat ku ’berPULANG’...
...Sedang merasakan keIMANan yang tumbuh kepada-Mu
...Sedang meRINDUkan yang sangat akan perjumpaan dengan-Mu
...Sedang menCINTAi dan diCINTAi-Mu..
...Sedang meRIDLOi dan diRIDLOi-Mu
Sehingga pada saat ’kePULANGanku’...
Aku bisa TERSENYUM bahagia...
Sementara keluarga dan sahabatku melepasku dengan TANGISAN CINTA ...
Dan ku diSAMBUT oleh-Mu dengan keRIDLOan dan keCINTAan...
Dengan ucapan ’SELAMAT’ oleh penduduk langit
Atas keSUKSESanku melalui UJIAN dunia
 Atas keSUKSESanku menTAZKIYAH jiwa
 Atas keSUKSESanku terhindar dari tipu daya SYAITHAN
Dan atas AMAL KEBAIKAN yang telah ku lakukan
Sehingga diberi KABAR GEMBIRA dengan dibukanya pintu SURGA...
Sungguh... seandainya ku bisa MEMILIH...
Ku ingin...sambutan inilah yang kuHARAPkan kepada-Mu
”Wahai jiwa yang tenang...
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridlo lagi diridloi-Nya.
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
Dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS Al Fajr:27-30)

 Tapi jiwa ini LABIL..
Kadang IMANku NAIK...dan kadang TURUN
Kadang begitu RINGAN ku berIBADAH kepada-Mu
Tapi kadang begitu BERAT ku menTAATi-Mu.
 Kadang ku mengorbankan HARTA dan DIRI untuk menggapai CINTA-Mu
Tapi kadang HARTA dan DIRI ini juga yang menghalangi untuk menCINTAi-Mu
Dalam hati ku ingat Firman-Mu...
 Bahwa Engkau telah bersumpah dengan ciptaan-Mu yang luar biasa:
”Demi matahari dan cahayanya di pagi hari,
Dan bulan apabila mengiringinya,
Dan siang apabila menampakkannya,
Dan malam apabila menutupinya,
Dan langit serta pembinaannya,
Dan bumi serta penghamparannya,
Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
Maka Allah mengILHAMkan kepada JIWA jalan KEFASIKAN dan KETAKWAAN, Sesungguhnya berUNTUNGlah orang yang menSUCIkan JIWA itu, Dan sesungguhnya meRUGIlah orang yang mengKOTORinya.” (QS Asy Syams : 1-10)
Ku dapat jawaban...
Agar aku bisa MEMILIH...
Ku harus menSUCIkan jiwa dengan seluruh IBADAH kepada-Mu
Dengan mendawamkan ibadah FARDLU dan SUNNAH..
Dan menjauhi semuanya yang bisa mengKOTORi JIWAku
Dengan DOSA dan KEFASIKAN
Sehingga JIWA yang TAKWA inilah yang mendominasi seluruh keHIDUPanku
Dan tenggelamlah JIWA yang FASIK.
Ku ingat juga firman-Mu:
”Hai orang-orang yang beriman, berTAKWAlah kepada Allah dengan seBENAR-BENAR TAKWA kepada-Nya; dan JANGANlah sekali-kali kamu MATI melainkan dalam keadaan menjadi orang-orang yang TUNDUK dan BERSERAH DIRI (MUSLIM).” (QS Ali Imran : 102)

Agar aku bisa MEMILIH...
Ku harus mengISLAMkan seluruh keHIDUPanku
Jangan sekali-kali KUFUR kepada-Mu
Sehinggga setiap detik nafasku harus bernilai IBADAH kepada-Mu
Sampai datang waktu ’kePULANGanku’
Terima kasih Ya Allah...
Akhirnya aku bisa MEMILIH...
Jalan ISLAM adalah jawabannya
Dengan ISTIQAMAH selalu di jalan-Mu
Engkau yang mengUJIku...
Engkau pula yang meberiku PETUNJUK...
Engkau yang menjadikan HIDUPku penuh COBAan
Engkau pula yang mendatangkan MALAIKAT-Mu membantuku
Karena aku MENGAKUI-Mu ...
Dan selalu ISTIQAMAH akan PENGAKUANku
Ku ingat kembali akan firman-Mu:
”Sesungguhnya orang-orang yang mengakui: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka berISTIQAMAH, maka MALAIKAT akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa TAKUT (dengan masa depanmu) dan janganlah kamu merasa SEDIH (dengan masa silammu); dan berGEMBIRAlah kamu dengan SURGA yang telah dijanjikan Allah kepadamu".(QS. Fushilat :30)

Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah diTUNJUKi oleh TUHANku kepada JALAN yang LURUS, (yaitu) AGAMA yang BENAR; AGAMA IBRAHIM yang HANIF (lurus); dan IBRAHIM itu BUKANlah termasuk orang-orang yang MUSYRIK (menyekutukan Allah)".

Katakanlah: "Sesungguhnya SHALATku, IBADAHku, HIDUPku dan MATIku HANYAlah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diPERINTAHkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".(QS. Al An’am : 161-163)

Setelah itu aku pulang dari pemakaman...
Dengan keMANTAPan IMAN dan keBENINGan JIWA
Bahwa AKU memang HARUS MEMILIH...
Apakah akan kalah dengan KEFASIKAN JIWA
Atau ISTIQAMAH di jalan TAKWA
Read More...

Kamis, 27 Oktober 2011

Number One for Me (Mother) - Maher Zain

Leave a Comment
Abang Maher ngeluarin single terbaru lagu (yah, walopun secara pasti saya ga tau kapan keluarnya). Titlenya Number One for Me (Mother), dengerin sendiri dah...menggugah banget.



I was a foolish little child
Crazy things I used to do
And all the pain i put you through
Mama now I’m here for you

For all the times I made you cry
The days I told you lies
Now it’s time for you to rise
For all the things you sacrificed


*Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you

Mom I'm all grown up now
I'ts a brand new day
I'd like to put a smile on your face everyday

Mom I'm all grown up now
And it's not too late
I'd like to put a smile on your face everyday


You know you are The Number One for me 3x
Number One for me

Now I finally understand
That famous line
About the day I’d face in time
‘Cos now I have a child of mine

Even though I was so bad
I’ve learnt so much from you
Now i’m trying to do it to
Luv my kids the way you do

There’s no one in this world

That can take your place
Ooo I’m sorry for ever taken you for granted

I will use every chance I get
To make you smile
Whenever I’m around you

Now I will try to love you
Like you love me
Only God knows how much you mean to me

dan untuk lagunya bisa di download disini
selamat membahagiakan ibu ^^
Read More...

Minggu, 16 Oktober 2011

Hari Minggu = Macet

Leave a Comment
Bismillahirrohmanirrohim,

baca ini baik-baik yaa...mungkin memang sedikit membosankan sih. Dan jangan harapkan kalian akan mendapatkan sesuatu setelah membacanya, saya hanya sedang ingin membagi cerita lewat tulisan ini, dan saya ingin kalian membacanya (kalo sempat sih)

heeiiii.... hari Minggu ini saya sengaja mengosongkan semua agenda (kecuali sore nanti) untuk fokus dan istiqomah mengerjakan semua tugas dan laporan.  Tapi saat ditelpon kakak jam 10 tadi, yah gimana ya, saya diberi amanah oleh kakak untuk menyampaikan sesuatu ke rumah bang Iwan di Batu (bagi yang belum tau, kakak saya sudah balik ke kesatuannya di Papua).

Erg...males sih aslinya, hari libur gini pasti jalan ke Batu macet total..panas pula. Tapi sebagai adik yang baik dan berbakti (ga usah comment) , berangkatlah saya.

Agak balap sih, sekitar 15 menit kemudian saya sudah sampai di dareah Batu, lumayan nggak macet, macet dikit pas sebelu krematorium aja gara-gara si bapak-bapak Polisi malah pada mejeng di jalan.
 Mendekati daerah Beji, jalanan mulai tersendat,  lanjuuut.
Tak berapa lama kemudian saya baru tau kalo ada karnaval di situ, makanya semakin mendekati rumah bang Iwan semakin macet dan saat mau belok ke gang rumah bang Iwan, ya Allaaaaaaah, rombongan karnavalnya keluar dari situ!!! Saya ga tau itu karnaval dalam rangka apa, yang jelas rame banget lah...ada anak2 sekolah yang baju macem-mecem dan warna-warni.. yang nonton juga banyak.

Teranglah ga jadi belok, langsung lurus ke arah Batu kota. Wuiiiiih, macetnya bukan kepalang. Balik lagi dah si saya. Nyulusup, nyulusup diantara mobil-mobil dan bis yang berhenti. Panas ya Allah... berhenti sebentar ah, nelpon kakak. 1x, 2x ga diangkat. nelpon ke nomor satunya, 1x, 2x ga diangkat juga. yaaaah, gimana ini? Masa' balik lagi, jauh loh... baju udah basah semua oleh keringat lagi.

Mau gimana lagi ini? Bang Iwan juga paling ga ada di rumah, nonton karnaval juga lah ya pastinya... balik aja deh.

-__-"
Read More...

Kamis, 06 Oktober 2011

Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang (kisah hape si saya)

Leave a Comment
yups, hari ini tepat 7 hari yang lalu (28 September 2011)....sesuatu yang Subhanallah lah terjadi. Itu berawal dari hari yang biasa-biasa, kemudian kuliah biasa, lalu kuliah tamu dari Nok*a yang tidak biasa. kemudian sorenya ada ajakan makan yang tak berbayar a.k.a traktiran oleh sahabat saya, Dian A Kurniawati . Alhamdulillaaaaaah....ok, mari berangkat. Setelah shalat Ashar di kostan saya, kami menuju tempat parkir. Sebelumnya, saat melewati Masjid Tarbiyah ketemu Faisal dan Mas Putra (ketua UINBUNTU angkatan 2). Beberapa meter kemudian ketemu lagi temen2 UINBUNTU dan Mas Zakki (ketua UINBUNTU angkatan 3 sekarang dimana saya jadi sekretarisnya). 

Mas Zakki: eh, ayo kumpul di gedung B sekarang. Materi hari ini dari divisi Distro/Remastering.

Saya: eh, mas...hari ini kita (saya, Dian, Firda, Rosita) ijin ya, mas... :) ada acara, hehee.. 

Mas Zakki: waah, iya deh..

*UINBUNTU itu komunitas buat yang ingin belajar open source, khususnya Linux. Karena di UIN, makanya dinamakan UINBUNTU*

Bersama Firda Silvia dan Rosita, saya berangkat menuju Kedai Mie Sehat (kabarnya sih, mienya itu terbuat dari sayuran dan bebas penyedap serta pengawet) di daerah Soekarno - Hatta. Kami kesana naik 2 motor saja, saya sengaja ga bawa motor karena saya pikir bakal repot kalo semakin banyak motor yang dibawa, jalanan bakal semakin macet kan??

Tiba di tempat, yang lain langsung duduk dan memesan makanan minuman. Saya masih santai, membuka tas buat ngeluarin HP. Dicari, dicari, dicari.....ga ada. Eh?? ulangi lagi, dicari, dicari, dicari....Astagfirullah, beneran ga ada!!!

Ya Allah, kantung HP saya manaaaa??
[panik tingkat anak kelas 3 SMA mau UN]

sahabat-sahabat saya yang lain ikut bingung. Di misscall, ga ada suara deringnya disitu..ga ada yang jawab.. di sms, ga ada yang balas.
Duuuh, 2 hape saya + kunci kostan ada disitu.




                       +






Ya udah, ngambil inisiatif balik ke kampus sama Firda, langsung nyambar kunci motor dan STNK Dian...nyari di sepanjang jalan yang tadi dilewati. Nggeber motor ngelewatin jalan yang sama seperti berangkat tadi, liat kanan kiri siapa tau kantung HP saya tergeletak di sana, menunggu saya untuk datang memungutnya, sambil terus berdoa dalam hati semoga saya masih diberi kesempatan buat dititipin barang2 itu sama Allah.
Nihil. Ga ada.

Sampai di kampus:

Firda: mau nyari dimana?


Saya: coba di tempat parkir yuk, kaya'nya emang jatuh disana deh..

mata tetep ngeliat kesana-kemari..ga ada jugaaa T.T 
terus nyari lagi di deket kostan, masjid Tarbiyah...dan jalan kampus.

ya Allah, bukan rejeki saya ya?? mungkin saya kurang beramal, kurang sedekah juga.
Bismillah, coba diikhlasin aja lah.

Firda: eh, nanya ke pak satpam aja yuk, siapa tau ada yang nemu trus di serahin ke pak satpam..

singkat cerita... si Bapak Satpam yang baik hati minjemin saya hape beliau buat nyoba nelpon lagi.

drrrrttt...drrrrttt...drrrtttt...

kemudian diangkat. Tak usahlah saya tuliskan bagaimana percakapan diantara kami.
Intinya mas-mas baik hati dan jujur yang nemu kantung HP  namanya Febri saya itu jurusan HBS (Hukum Bisnis Syariah) semester 3 dan mas itu sudah ada di rumahnya, di daerah Batu.

Febri: mbak, besok  saja saya bawa ke kampus ya? Saya sudah dirumah sekarang. (dalam bahasa Jawa kental)

Saya: Yaaaaah, kunci kostan saya ada disitu, mas...ntar saya ga bisa pulang donk. (yang ga bisa ngomong Jawa).
[panik tingkat kabupaten]

Saya: Gini aja deh, mas...mas alamatnya dimana? Saya yang kesana sekarang.
............................ (mencoba ngeyakinin si mas Febri kalo kantung HP itu penting banget).

Akhirnya disetujui saya ngambil kantung HP itu di tengah-tengah...antara UIN dan Batu, Taman Sengkaling. Sore2 gini jalan di Dinoyo padat merayap..lewat belakang ajalah.
 Langsung meluncur ke sana, dan... jreng, jreng, jreng...
Ketemuuuuu!!! Alhamdulillaaaaaahhh :) :D :)
Kata mas Febri kantung HP itu dia temukan di tempat parkir, karena buru-buru pulang, akhirnya kantung HP itu dia bawa ke rumah.

Subhanallah, siapa bilang susah nyari orang jujur.... masih ada koq, orang2 jujur dan baik hati yang tidak mau mengambil barang orang lain, mas Febri ini contohnya.
Dan, super Alhamdulillah...ternyata Allah masih mau memberikan saya kesempatan saya buat megang HP ini lagi..
Sungguh, Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang.
Read More...