Sabtu, 07 Januari 2012

Kalau Kalian Ingin Menikah

Leave a Comment
by Darwis Tere Liye on Tuesday, 3 January 2012 at 14:54

1. tdk usah buat kartu undangan muahal2, sy tahu, ini urusan sekali seumur hidup, mau yg spesial, mewah, tp buat apa? sebagian besar kartu undangan itu berakhir di kotak sampah. kecuali kalau kalian tulis di kartu undangannya: ‘please, harga kartu undangan ini rp 20.000/buah, jd angpao hadiah pernikahannya minimal 10x dr itu. jadi buatlah yg elegan tp sederhana. berkelas tp murah meriah. well, tips detail soal ini, tanya sama pak tukang bikin undangan. di jakarta, di dekat tebet sana, ada pasar yg penuh ratusan loket bikin kartu undangan, tinggal pilih.

2. tdk usah pakai musik2 yg aneh2. sy tahu, undangan nanti bengong kalau tdk ada hiburan. hanya saja, terserah, apakah kalian mau lbh ramai dihadiri penghuni langit atau penghuni bumi? musik gamelan, boleh. tradisional boleh. nasyid yg simpel boleh (karena ada juga nasyid yg kencang2, mengganggu). lagu jazz juga boleh. tp jangan pernah dangdutan, organ tunggal dgn penyanyi2 seksi—ada juga jazz dgn penyanyi berpakaian tak sopan. musik arab? jelas tdk boleh kalau pakai penari perut. ngerti kan? arab tdk otomatis islami.

3. tdk usah pakai foto pre-wedding segala. tdk usah deh. nanti sj, foto post-wedding. sebenarnya buat apa sih foto pre-wedding? sy coba buka kamus tebal, melongok buku2, website, tdk ada alasan kokoh kenapa foto pre-wed harus ada. buat kenangan? hehe, ini argumen lucu sekali—terserah deh kalau ada yg tdk ketawa dan tetap ngotot pre-wed.

4. pawang hujan. aduh, celaka urusan. seperti tdk punya Tuhan. di hari pernikahan yg mengharap berkah, kalian malah menugaskan orang komat-kamit baca mantera mengusir hujan—biar undangan bisa datang kinclong gitu. bagus betul. jika kalian membenci hujan, maka kalian membenci kitab suci—cek ayat2nya dlm kitab suci. ingatkan seluruh keluarga, jangan pernah pakai pawang hujan.

5. menyebut2 kebanggaan, gelar, peristiwa dll dalam prosesi pernikahan. ada saja pernikahan yg menghabiskan 10 menit utk membacakan CV pengantin. sy pikir tdk perlu, karena itu tdk ada relevansinya dgn akan selanggeng apa pernikahan kita.

6. terakhir, tentu sj, jangan bermewah2. sy tahu, pernikahan itu milik keluarga. ada keinginan orang tua, ada ambisi orang tua. tp berusahalah utk di-rem. karena eh karena, yg paling penting dr sebuah pernikahan adalah pengharapan. apa itu pengharapan? doa. doa2 yg dipanjatkan. ketika doa itu berpilin ke atas, menyatu, maka semoga berbuah keluarga yg baik2, keturunan yg baik2. please deh ah, kalau nikahnya sj sdh mewah2, hasil korupsi pula—atau uang tdk jelas, bagaimanalah akan melahirkan generasi berikutnya yg baik?


nah, silahkan. mau dituruti atau tdk sarannya. bebas.

0 komentar:

Posting Komentar