Kamis, 13 September 2012

manifestasi resah menjadi kisah

1 comment
ini hanya curcol, tidak penting, dan tidak perlu di baca. tapi bagi saya, penting dan perlu menuliskannya... daripada saya yang meledak.

ada saatnya saya merasa berisi namun sebenarnya kosong, dan ada saatnya saya merasa kosong dan sebenarnya benar-benar kosong. itulah saat ini.

mungkinlah saya yang terlalu perasa, tapi kemudian saya pikir wajar, saya harus perasa, karena disini saya bekerja bersama orang-orang ini. kalau saya tidak cepat merasa, bisa jadi saya akan mati perlahan, itu pikir saya, meski juga tak paham apa maksudnya.

intinya saya merasa dalam posisi terjepit, sungguh tidak mengenakkan. bayangkan saja, saya ada di tengah-tengah 2 kutub, dan kedua kutub ini terus maju, merangsek, menjepit saya. saya berusaha netral padahal...  tapi kemudian ini menjadi sulit kerena belakangan ini mood saya sepertinya defaultnya otomatis menjadi "bad" kalo ketemu orang-orang ini. yah, ga semua sih... dan sangat disayangkan kemudian saya jadi jutek, cuek, pelit senyum, dan tindakan-tindakan labil lainnya.

padahal kalau dirunut-runut dari awalnya, ini sebenarnya cuma berasal dari masalah pribadi perseorangan, dan parahnya kemudian dibawa-bawa dalam komunitas dan kelompok. argh, cukuplah...saya tidak membuta dan menuli, saya rasa saya bisa menilai sendiri mana yang benar dan salah.

satu hal lagi, saya berbeda gender dengan mereka...dan ini menyulitkan karena ada beberapa orang dari mereka yang baru mengenal saya, dan belum sadar kalau saya sebenarnya menjaga interaksi langsung antar gender. yah, memang sih kalo ada yang ngajak salaman masih bisa saya tampik secara halus (menurut saya sih, semoga mereka mengerti) atau kalau ada yang tiba-tiba nyempil duduk mepet disamping saya, biasanya saya langsung mundur.., tapi tetap saja ada kejadian ga sengaja bersentuhan saat nyerahin sesuatu atau apalah...
ikhtilat kah ini?? :(
Ya Allah...ampuni hambamu yang lemah iman ini.
Suami masa depan saya, maaf... tetaplah mendoakan saya agar semakin rapat menjaga diri dan hati.

lalu, hal lain yang bikin ga nyaman adalah kenapa setiap saya berusaha ramah sama mereka ada aja  muncul selentingan-selentingan miring gitu. walaupun itu hanya bermaksud untuk becandaan, tapi akhirnya beneran bikin ga nyaman. cukuplah saya ditegur dan diingatkan satu kali oleh yang (merasa) mempunyai, itu sudah sungguh adalah teguran yang sangat keras untuk saya...meski saya dalam keadaan sadar penuh dan memang tidak ada niatan-niatan lain selain berusaha untuk ramah.

saya juga punya seseorang (yang saya inginkan) yang harus saya jaga perasaannya...

sudahlah...seperti yang sudah saya tuliskan di awal, ini cuma curcol...memang tidak ada penyelesaiannya...tapi setidaknya sel-sel otak saya bisa sedikit bernapas lega.

inilah saya, berusaha mentransfer kecewa menjadi cerita, memanifestasikan resah menjadi kisah.

1 komentar: