Senin, 19 Mei 2014

Mencari Pelipur Sepi

Leave a Comment
Setiap orang adalah pengisi kekosongan bagi orang yang lain.
Jika tidak bisa diucapkan... maka tindakan akan sangat mewakili. 
Tapi tidak baginya. Dia tidak bisa mengucapkan, tidak pula mampu berlaku.. hingga hanya diam saja sendiri di pojok sana, sendiri, bertanya-tanya, kenapa tak berkawan.

Setiap orang adalah pegangan untuk menguatkan bagi yang lain.
Jika tidak di lisan, cukuplah dalam hati.
Tapi dia terlalu malu untuk meminta, sehingga yang dia pegang pun akhirnya hilang terberai.

Ia yang merasa tak punya sahabat, tak senang diusik.
Sering merasa nyaman ketika hanya sendiri.
Tak tau siapa untuk diajak pergi, atau siapa yang bisa diminta membantu menghabiskan potongan terakhir pancake.

Baginya mungkin sekedar teman. 
Untuk diajak ngobrol dikala sepi, untuk berbagi mimpi.
Sekali-kali dibutuhkan untuk memaniskan sore dengan kopi dan cake... tak ada pun tak mengapa. 
Benar-benar ada tembok tinggi tebal yang ia bangun untuk memisahkan.

Lalu, saat suatu hari benar-benar merasa sepi, dia mulai bertanya-tanya
harus kepada siapa dia melepas susah.
Kepada orang lain, usulku.
Aku tak suka orang lain masuk di hidupku dan mengganggu, katanya.

Lalu, buatlah dia bukan sebagai orang lain bagimu. 


0 komentar:

Posting Komentar