Jumat, 25 Oktober 2013

di dunia ini, ada....

Leave a Comment
di dunia ini, ada orang yang dalam sekejap beli hape seharga nyaris 3juta sementara ada orang lain ngumpulin duit 3 tahun buat pulang kampung.

di dunia ini, ada orang yang bertaruh nyawa gali pasir di sungai deras seharian demi 5ribu perak sementara ada orang lain yang cukup ngebully di teve udah dibayar jutaan.

di dunia ini, ada orang yang bangga tiap akhir pekan makan di mall, sementara ada orang yang harus mengorek-orek tempat sampah untuk mengganjal perut yang sudah kosong 2 hari.

di dunia ini, ada yang ketawa-ketawa nonton acara orang saling menghina sementara ada yang nangis-nangis menyadari bobroknya mental pertelevisian.

di dunia ini ada yang asik dua-duaan berpegang tangan tanpa tanggungjawab, sementara ada yang dicap jual mahal karena mencoba patuh perintah Tuhannya.


Anda yang mana?


Read More...

Rabu, 23 Oktober 2013

Saat Ujian itu Datang...

Leave a Comment
All the things around stressed you now. When you feel nobody care, nobody said "here is my shoulder, lean it back" and you have to do it all alone.
You waiting for a hand, but it never comes. You feel so weak, and you don't know what you have to do. 

Sesungguhnya kau sedang dalam kondisi yang runyam, tertekan, bingung, dan tak tau harus bagaimana. Fisikmu dari luar keliatan baik-baik saja, tapi kondisi ruhiyahmu sedang sakit, tak ada yang tau -hanya kau dan Tuhan mu-. Kau tak apa maksud semua ujian ini, tapi, dibawah alam sadarmu kau tau bahwa ujian itu adalah tanda Tuhan sedang memperhatikanmu, perhatianNya sedang terfokus padamu. Inilah kesempatanmu, mungkin jika lulus kau akan mendapat hadiah, mungkin pula kau akan naik kelas, mungkin juga ini sebagai penggugur dosa.
Lalu kau teringat apa kata Allah bahwa semua muslim yang mengaku dirinya beriman pasti akan diuji:
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan: “Kami telah beriman” padahal mereka belum lagi diuji?" (QS Al-Ankabut: 2)
"Apakah kalian mengira akan dapat masuk surga, padahal belum lagi terbukti bagi Allah orang-orang yang berjuang di antara kalian, begitu pun orang-orang yang tabah?" (QS Ali Imran: 142)
"Sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, hingga terbuktilah bagi Allah orang-orang yang benar dan terbukti pula orang-orang yang dusta." (QS Al-Ankabut: 3)
Saat segala macam cobaan silih berganti menerpamu dari arah mana saja, tetaplah berdiri tegap. Saat kau tak tau harus cerita ke siapa, karena orang tua berada jauh dan kau tak ingin membuat beliau-beliau makin khawatir dengan anak bungsunya yang sendirian di rantau. Ingin bercerita ke teman pun kau tak tau apa mereka bersedia meluangkan waktu dan hati untuk mendengarkanmu, kau terlalu takut untuk mencoba. Akhirnya kau memilih diam, mencoba tetap bersabar, dan tidak mengeluh kepada manusia.

Kalau kau penat, kau boleh menangis 1 atau dua kali.
Lalu teruslah tersenyum, kuatkan kembali ruhiyahmu, tegakkan kembali shalat di malam-malam, perbanyak tilawah sebagai asy-syifa', keluarkan sedekah yang kemarin sempat kau tahan, dan tetaplah berdoa meminta pundak yang jauh lebih kuat.

Jangan patah arang, percaya saja, apapun hikmah dari semua kejadian yang datang bertubi-tubi ini pasti akan ada ibrah yang diambil untuk makin mendewasakanmu. Kau adalah orang yang kuat dan kau percaya bahwa Allah ga akan memberikan cobaan diluar batas kemampuanmu. Tetaplah khuznudzan padaNya,


Read More...

Minggu, 20 Oktober 2013

let's talk and listen..

Leave a Comment
Komunikasi mungkin adalah seni yang paling sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana menyampaikan dan menerima informasi melalui bahasa teks, isyarat, atau yang paling mudah: verbal. Maka dari itu tak lepas pula dari berbicara dan mendengar.

Makin kesini di dunia ini, orang-orang merasai dirinya kelewat tinggi, merasa setiap kata yang dikeluarkannya penting maksimal dan harus didengarkan. Semakin banyak berbicara dan semakin sedikit pula mendengarkan. Hal ini yang sering menimbulkan kesalahpahaman atau misunderstanding. Padahal dam Islam, agama yang rahmatan lil alamiin, pun sudah diatur bagaimana adab-adab berbicara dan mendengarkan saat berkomunikasi dengan orang lain.

(gambar dari sini)

Berikut adab berbicara:
Berbicaralah yang simple. Gausah sok-sokan pakai istilah-istilah keren dan intelektual kaya' yang di teve kemarin-kemarin kalo emang ga cocok dan lawan bicara ga paham. Inget ya, apa yang dibicarakan itu penting, tapi bagaimana kita menyampaikannya juga ga kalah penting. 

Jangan mengulang-ulang kalimat, kecuali untuk benar-benar memberi penekanan makna dan pesan. Sebel kan ya kalo ada orang yang ngomongnya itu-itu aja. Ih, jangan sampai juga lah.. udah ngomong panjang lebar tapi ga kena-kena juga ujung pembicaraan itu apa. Makanya dalam hal ini kekayaan diksi dan keanekaragaman kata juga penting untuk dimiliki.
Sebaik-baiknya ucapan adalah yang singkat dan memberi arti, sedangkan seburuk-buruknya ucapan adalah yang panjang dan membosankan.

Apa yang diucapkan harus hasan, tidak boleh munkar. Cirinya gimana? Selalu membawa unsur kebaikan, meninggalkan pembicaraan yang tidak bermanfaat dan bukan hak kita semisal gosip atau ghibah, dan harus tetap menyebarkan salam.

sedangkan untuk adab mendengarkan yaitu:
Diam dan mendengarkan sehingga ucapan tak membaur dan bisa dipahami. Kalo sama-sama ngomong, siapa yang ndengerin kan?

Tidak memotong pembicaraan, apalagi hanya bermaksud untuk menguasai forum.

Menghadapkan wajah kepada pembicara. Kita tentunya senang apabila orang yang kita aja bicara dengan serius mendengarkan, tapi ada beberapa orang yang tidak bisa terlalu lama menatap wajah lawan bicara apalagi jika lawan jenis. Nah, tips untuk mengatasinya tanpa membuat lawan bicara merasa terabaikan adalah dengan menatapnya bukan di mata, tapi di dahi atau belakang kepalanya, ga perlu lama-lama, setelah itu alihkan pandangan, menunduk atau ke arah lain.

Tidak menunjukkan wajah lebih tau dari pembicara karena bisa lahir sifat sombong.


Yuk, perbaiki cara berbicara dan mendengarkan kita agar lebih santun, kan sudah ada tuntunannya dalam Islam. Islam itu dihidupi ya, bukan cuma ditunjukkan.


Read More...

Sabtu, 12 Oktober 2013

my Fav Films

Leave a Comment
MalAh... malam Ahad. Berdosa rasanya jika membicarakan sesuatu yang serius dan berat kan? Hahaa... jadi ceritanya sepulang tadi saya memeriksa beberapa berkas di harddisk. Lalu tanpa disengaja, terbukalah sebuah folder yang lama tak tersentuh. Folder yang menarik dan menghanyutkan. Bukaaaaan, bukan... bukan folder skripsi saya, kan saya udah bilang pamali ngomong seriusan malam Ahad gini, ini adalah folder berisi koleksi film-film saya, hehee...

Saya termasuk penggemar film, tapi tidak semua genre akan saya tonton. Saya termasuk orang yang ketat memilih dan memilah jenis film yang layak dan tak layak tonton. Nah, sekarang saya akan membocorkan sedikit rahasia beberapa film favorit saya sepanjang masa sampai Oktober 2013 ini.

1. Di urutan pertama, ada film Band of Brothers dari genre film action. 


This is a perfect war film. Film perang awesome garapan David Nutter. Ceritanya based on true story seputaran pasukan tentara Amerika di kancah Perang Dunia II. Saya suka banget sama penataan latar, effect, sampai soundnya. Keren. Dan yang paling saya suka adalah meski ini adalah film perang, tapi penampakan adegan berdarah-darahnya minimalis banget, tapi tetap seru dan greget. Adegan meninggal juga termasuk yang 'sopan' gitu, beda dengan film "Saving Private Ryan" yang agak-agak scrappy dengan perut terburai, darah muncrat kemana-mana, kepala kepotong, dll.
Trus sebelum film juga ada penuturan dari para veteran tentara perang, keren deh. Coba deh cerita kemerdekaan RI juga difilmkan kaya' gini.

2. Di urutan kedua ada film Life of Pi. Film India tanpa nyanyi-nyanyi dan joget-joget ga jelas. Langka. 

Pernah baca "The Old Man and the Sea" karya Ernest Hermingway (semoga saya tidak salah menuliskan namanya)?  Iya hampir sama, ceritanya lebih banyak berlatar dan fokus di laut. Banyak perenungan dan falsafah hidup yang akhirnya didapat dari situ.
Suka sama pesan yang disampaikan, mulai dari taktik si Pi mengubah nama panggilannya dari Pissin menjadi Pi, pencarian agamanya, sampai bagaimana dia bertahan hidup selama berbulan-bulan di atas sekoci bersama seekor harimau bernama Richard Parker. Effect animasinya itu juga lho... keren.   


3. Film ketiga ada UP. Film animasi lucu dan menghibur. Ada Russel si bocah pramuka nggemesin yang mukanya pipi semua dan Mr. Fredickson yang terikat janji dengan istrinya untuk pergi ke Paradise Falls. Animasinya bagus dan ga ngebosenin. Apalagi si Russel itu beneran menghibur deh...


4. Berikutnya masih film animasi, 5cm per Second.  Ini bukan tentang naik-naik gunung Semeru itu loh, beda. Ini film garapan Jepang tentang cinta pertama. Udah lama sih releasenya, sekitar tahun 2005 gitu, tapi sumpah ya, animasinya keren bangets. Beautiful view dari awal sampai akhir. 


5cm per second itu sendiri adalah kecepatan helai sakura yang jatuh ke tanah. Gegara nonton film inilah saya pengen ke Jepang liat bunga sakura dan naik kereta peluru (Shinkansen). Suka banget sama viewnya Jepang di film ini, lengkap dari perumahan, laut, padang rumput, sampai peluncuran roket dan ada milkiway-nya.


5. And jeng, jeng, jeng... film terakhir di postingan ini adalah Taken. It's like Finding Nemo for adults ya, hehe... tentang seorang ayah yang keren banget mau nyari putrinya yang diculik sampai ketemu. Ayahnya yang super keren itu memang bekas mata-mata (Saya juga penggemar film 007, Die Hard, dan Mission Impossible). Segala cara dia lakukan untuk menemukan putrinya. An awesome dad, huh?





Itu tadi 5 film keren sepanjang masa yang masih suka saya tonton berulang-ulang. Sebenarnya masih banyaaaaak banget film-film keren lainnya yang saya suka. Tapi cukuplah dulu ya untuk kali ini... Kalo kalian tau film-film ok dan layak tonton, boleh kok rekom di komen yah.. 
Matur tengkyuu~~

Read More...

Jumat, 11 Oktober 2013

ini hanya fiksi (11)

Leave a Comment
Kau dan aku adalah orang asing awalnya. Kita saling tak tau menu makan siang favorit, bahkan secuil nama. Kau dan aku adalah orang asing di tengah deru semesta ini. Tak pernah saling kenal sebelumnya. Tak juga bertemu, apalagi saling memeluk rindu.

Matahari tetap saja terbit dan tenggelam, aku bosan dan mencari teman berkata. Suatu kali kau dan aku terjebak di tengah rintik di kota kita, aku bertanya, "saat hujan, apa yang sebaiknya dilakukan?"

Kau menoleh, memutar mata dan menyiapkan jawab.

"Aku suka menonton bulir-bulirnya menetes di jendela besar, sambil menyesap secangkir susu coklat panas. Aku suka mengeluarkan tanganku dari jendela bis untuk menangkap tetesnya. Aku juga suka berdiri diam di tengah hujan, membayangkan bumi tengah diguyur penyiram bunga raksasa. Tapi yang paling aku suka adalah melantunkan bait-bait doa, yang akan melaju ke langit bersama doamu, lalu seperti hari ini, kita bertemu."

Aku menunduk, malu merona merah beranakpinak di pipiku. Kau juga diam. Kita kikuk dalam rasa.

Hujan reda. Aku pamit mengatur langkah. Lalu kita menjadi orang asing dalam kehidupan masing-masing. Jalan masih panjang, dan mungkin, di ujung sana kita akan jumpa lagi.





Read More...

Kamis, 10 Oktober 2013

ulang tahun

Leave a Comment
Rasanya selalu menyenangkan saat berbagi. Apalagi dengan orang-orang terdekat yang kau sayangi. Well, jadi sebenarnya saudari saya, Firda sudah mengulang tanggal lahirnya bulan September lalu. Tapi karena tercover beberapa kegiatan (maha penting :P) akhirnya saya baru bisa memberikan hadiah untuknya Rabu (9/10) kemarin.



Sederhana, tapi senang sekali rasanya jika kau tau bahwa dia sangat menyukai apapun yang kau berikan.
Turut bersedih atas jatah umur yang berkurang, dear. Semoga sisanya itu semakin bermanfaat dan berkah untukmu dan untuk umat.

Doa yang berselimut rapi bungkus kertas kado.


n.b:
spesial in this note: Firda Silvia


Read More...

Rabu, 09 Oktober 2013

sebal

Leave a Comment
Hari Raya Idul Adha hampir tiba. Temen-temen sibuk berencana jadwal pulang, dan aku sebal. Karena mereka dengan sengaja memamerkan apa saja kebiasaan mereka dirumah saat di depanku, lalu bertanya apa yang akan aku lakukan sendirian di sini.
Lalu mereka tertawa melihat aku sebal, dan aku makin sebal rasanya.


Read More...

Selasa, 08 Oktober 2013

Pedagang atau Pendidik?

Leave a Comment
Pagi ini terbuat dari secangkir susu coklat hangat dan "nyasar" di salah satu artikel yang menuliskan hal-hal keren dan mencengangkan tentang pendidikan. Lalu tersebutlah sebuah nama, Chris Langan. Karena penasaran, akhirnya saya googling dan berkenalan dengannya. 

Everybody pasti kenal Albert Einstein, ya kan? Yups, si bapak jenius dengan teori relativitasnya. Tau berapa IQnya? 150.
Sekarang, kalian tau Chris Langan? tidak tau? yasudah... tapi saya akan memberi tau bahwa orang yang ini mempunyai IQ 195. Sempurna! Lalu, kenapa dia tak semega dan semenyejarah Eintein?

Chris lahir dan besar di keluarga yang sangat miskin dan semrawut. Dan hal ini tentu saja membuat pendidikannya terbengkalai. Suatu kali ia mendapat beasiswa di sebuah universitas besar di Oregon. Semester awal nilainya bertabur A, namun semester berikutnya nilainya F semua, beasiswanya dicabut karena alasan yang ga masuk akal, ibunya lalai mengirimkan surat keterangan miskin dan mengaku bingung cara mengisi formulir beasiswanya. Akhirnya 2 kata: drop out. Kemudian dia pernah mencoba kuliah lagi, tapi lagi-lagi drop out karena masalah ekonomi. Akhirnya dia bekerja di pusat kebugaran dan terkenal karena ototnya, bukan otaknya.  

Nah, beda dengan Einstein yang meskipun pernah dicap (maap) tolol oleh gurunya saat bersekolah, namun ibunya selalu percaya anaknya bakal jadi orang besar dan memberikan semua perhatian dan apapun yang dibutuhkan sang anak untuk bereksperimen. 

Ada penelitian menarik seorang sosiolog Amerika bernama Annete Lereau, ini kutipannya: "Keluarga miskin biasanya membiarkan saja anaknya tumbuh sendiri. Akibat tekanan ekonomi, para orangtua miskin tak memiliki waktu dan uang untuk memberikan perhatian lebih pada kebutuhan anaknya. Mereka juga sangat percaya pada bakat bawaan. Jika anaknya memang cerdas, sang anak dipercaya akan menemukan sendiri jalannya menjadi insinyur atau profesor. Tetapi jika tak berbakat, mau dipoles seperti apapun juga tidak akan bersinar. Masalah lainnya mereka menularkan ketidakpercayaan diri, apatisme, dan kecurigaan pada lingkungan.
Keluarga-keluarga kaya justru sebaliknya, mendatangi guru untuk berdiskusi tentang nilai sang anak atau sekedar menunggui anaknya di pinggir kolam renang atau les piano. Ini bukan bentuk pemanjaan, tetapi pola pengasuhan terpadu (concerted cultivation). "

Kembali menyeberang ke negeri kita sendiri, Indonesia, dimana jumlah orang kaya dan miskin sangat jomplang bedanya. Baru-baru saya membaca tentang pernyataan om Jusuf Kalla yang keras mendukung UN tetap ada. Selepas itu saya setuju, karena bagi saya pribadi UN adalah bentuk evaluasi dari pendidikan formal di sekolah, tapi harusnya tidak menjadi filtering untuk menentukan siswa lulus atau tidak, atau bahkan yang ekstrim: pintar atau bodoh. Namun, pagi ini saya dikagetkan dengan pernyataan Om JK di sebuah gambar, yang berbunyi: "Bila tidak dipaksa maka anak tidak akan belajar. Jangan permisif! Lebih baik seribu anak stress daripada sejuta anak bodoh."


Khusus kalimat terakhir itu... insane.
Saya rasa om JK ngukur dari dirinya sendiri, tentu saja dia belum pernah merasakan pengalaman sekolah seperti Chris Langan, secara dia berkembang di keluarga kaya dan serba ada, mudah mendapatkan sekolah dengan fasilitas lengkap.
Yaudah sih, om JK memang bukan pendidik, toh dia pengusaha, makanya dia mendukung program mobil murah, soalnya dia yang jualan mobil.

Yang namanya pemaksaan tentu saja ga baik, apalagi di usia-usia dini. Itu bakal membelenggu kreativitas dan melahirkan manusia-manusia pemaksa seperti robot dan gemar menyelesaikan perbedaan-perbedaan dengan kekerasan.
Singa sirkus akan mau melewati lingkaran api jika terus-terusan dipaksa dan diancam dengan cambuk atau cemeti oleh pelatihnya, tapi tentu saja kita akan menyebut singa itu terlatih, bukan terdidik. Begitu juga dengan belajar, jika terbiasa menggunakan kekerasan untuk memaksa siswa belajar, yang akan diingat siswa tentang belajar adalah kekerasan itu sendiri, bahkan dia mungkin akan membenci belajar karenanya.

"Jangan melatih anak untuk belajar melalui paksaan atau kekerasan, tetapi arahkan mereka ke sana dengan sesuatu yang menghibur pikiran mereka, sehingga dengan demikian Anda menjadi semakin lebih mudah menemukan dengan akurat bakat kejeniusan mereka masing-masing."
(Platon)

"Semua orang terlahir jenius. Tetapi jika engkau memaksa seekor ikan harus punya kemampuan memanjat pohon, maka ikan itu akan menghabiskan seluruh hidupnya untuk mempercayai bahwa dirinya bodoh."
(Albert Einstein)


Read More...

Sabtu, 05 Oktober 2013

Ibu Karier

Leave a Comment
Jumat kemarin (04/10) saya mempunyai 5 jam privat bersama AM Edukasi TELKOM Malang, Bu Tutik Sri Astutik. Jadi singkat ceritanya saya kemarin sebagai pengamat untuk sosialisasi internet pendidikan dari TELKOM di Kantor Pendidikan Batu, saya harus tau siapa saja audience-nya dan bagaimana menangani pertanyaan-pertanyaan yang mungkin mereka ajukan sebelum nanti saya akan diterjunkan seorang diri ke lapangan.

Sebenarnya itu adalah pertemuan kedua saya dengan bu Tutik. Jadi banyak hal yang kami bicarakan sebagai perkenalan dalam perjalanan. Usai memberikan sosialisasi, kami mampir ke Bakso Damas SoeHat sebelum balik ke kantor TELKOM. Dan dari percakapan saat makan bakso itulah saya belajar banyak hal tentang jadi 'ibu berkarier' dari beliau.

Bu Tutik: mbak Nursih nanti kerja di Malang atau balik ke Biak?
Saya: Saya mau tinggal di Malang beberapa saat lagi, bu... setelah itu mungkin nanti saya akan balik ke Biak.
Bu Tutik: Disana masih banyak lapangan pekerjaan di bidang apa saja? Rekanku yang dipindah ke Papua kok pada ga betah ya..
Saya: sekarang disana itu masih butuh banyak tenaga pengajar sama tenaga medis, bu. 
Bu Tutik: oh iya.. bagus itu. Mbak Nursih kan orangnya sabar ngadepin anak-anak sih, jadi guru lak cocok mbak.. 
Saya: hehee.. enggak kok, Bu.. saya aslinya juga ga sabaran, tapi emang sehari-hari mainnya sama pelajar-pelajar semua.
bu Tutik: Anakku 3, mbak... laki-laki semua. Susah jadi orang tua, mbak... Waktu jaman-jamannya video Ariel itu, anakku yang paling gede aku tanyain dia ikut nonton apa tidak. Katanya udah nonton juga, tapi ya udah gitu aja. Ya aku percaya dan kalo dia udah ngaku gitu berarti kan dia udah jujur. 
Kita kan ga pernah tau ya mbak.. nanti saat besar anak kita jadi apa. Yang bisa kita lakukan sekarang sebagai orang tua ya berusaha agar kita bisa menjaga mereka tetep di track yang bener. 
Saya: yang gede itu kelas berapa, bu?
Bu Tutik: kelas 3 SMP. Kadang suka feeling guilty juga ninggalin mereka kerja dari subuh sampai maghrib, tapi gimana ya, mbak... aku udah kerja 16 tahun dan rasanya kalo ga kerja itu ga percaya diri sama lingkungan.
Lagipula dari dulu didikan dari ibuku itu perempuan harus kerja. Dua kakak perempuan ku juga kerja. Bukan karena ga puas sama gaji yang dikasih suami, yah, kita sih selalu mengharap yang baik-baik... suami sehat terus, karirnya bagus, ga selingkuh.. tapi kita kan juga harus mempersiapkan diri for the worst things kan? 
Saya: iya, bu... Ibu saya juga ngajarinnya gitu. Walaupun ibu saya ga kerja kantoran, tapi alhamdulillah ibu saya juga bisa berpenghasilan meski di rumah.
Bu Tutik: oh, jualan di rumah ya, mbak? Bagus itu. jadi anak-anaknya tetep kepegang. Tapi kalo aku sih dari dulu di didiknya harus belajar yang bener, kuliah yang bener, biar dapat kerjaan yang baik, makanya bisa jadi sampai kaya' sekarang ini. Ada temenku dulu... ga kerja, jadi cuma semata-mata ngarep gaji suami, trus ga disangka suaminya meninggal. Jadi tumbang kan, tiba-tiba ga ada masukan sama sekali, akhirnya ya mau ga mau cari kerjaan serampangan, jadi satpam sekarang.

(obrolan kami masih panjang, tapi secara garis besar dan penting, sudah terekam di atas) 
(gambar dari sini)

Saya secara pribadi setuju dengan bu Tutik, seenggaknya jadi perempuan harus mempersiapkan untuk hal-hal yang terburuk. Supaya kalo ada hal-hal buruk yang terjadi kita ga sepenuhnya limbung dan tetap bisa melanjutkan hidup. Tapi ya tetep, keluarga nomor 1. Ga boleh mengabaikan hak suami dan anak-anak jadi keteteran. Bahkan untuk bekerja dan keluar dari rumah nanti kita sebagai istri kan harus dengan seizin suami. 
Saya sih pengen punya cafe baca, dibikinnya deket rumah aja, jadi gampang ngawasinnya. Trus pengen juga jadi pendidik, pendidik anak-anak sendiri yang utama, tapi boleh juga sambil ngedidik anak orang lain. Hehee :D




Read More...